Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Protokol Kesehatan di Tempat Wisata Saat New Normal?

Kompas.com - 18/06/2020, 08:05 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengunggah postingan di akun instagramnya saat berada di Candi Arjuna, Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah. 

Tempat tersebut merupakan salah satu obyek wisata yang banyak dikunjungi wisatawan saat mengunjungi Jawa Tengah. Namun karena pandemi virus corona, sejumlah obyek wisata di Jateng ditutup, salah satunya Dieng. 

Menjelang adaptasi new normal atau normal baru, sejumlah obyek wisata di Jateng mempersiapkan diri menyambut wisatawan dengan menerapkan protokol kesehatan. Hal itu juga ditulis Ganjar dalam keterangan fotonya: 

"Candi Arjuna, Dieng. Satu dari sekian tempat eksotis di Jateng. Masih setia menunggumu untuk melepas rindu di kawasan negeri atas awan. Sabar ya, biar ditata dulu agar siap menyambut wisatawan," tulis Ganjar. 

Selain Jawa Tengah, sejumlah tempat wisata mulai dipersiapkan untuk dibuka di era new normal.

Pemerintah mulai meninjau kesiapan tempat-tempat wisata tersebut untuk buka kembali. Protokol kesehatan juga disiapkan untuk itu, sehingga saat dibuka kembali nanti semua sudah aman.

Baca juga: Siap-siap Buka, Banyuwangi Simulasi New Normal di 10 Tempat Wisata

Wisata opsi terakhir

Disinggung mengenai pembukaan tempat wisata, epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, tempat wisata seharusnya ditempatkan di fase terakhir saat diterapkan kebijakan pelonggaran.

Sebagaimana kegiatan non esensial lainnya seperti hiburan malam dan rekreasi. 

Dicky mengatakan lokasi wisata cenderung berpotensi menjadi tempat padat manusia yang akan menyulitkan pengendalian penularan.

Sehingga butuh kesadaran yang tinggi dari masyarakat dengan edukasi dan sosialisasi. Selain itu juga aturan ketat dan pengawasan dari pemerintah.

"Jika syarat-syarat tidak terpenuhi, maka tempat wisata bisa menjadi lokasi penularan baru. Pilihannya adalah menunda membuka kembali atau membatasi jumlah pengunjung," ujarnya pada Kompas.com, Minggu (14/6/2020).

Saran bagi pengelola tempat wisata

Dicky menyarankan pendaftaran masuk dilakukan secara online agar aman. Ini juga supaya jumlah pengunjung terkendali dan memudahkan apabila diperlukan tracing kasus.

Selain itu masyarakat juga perlu menaati protokol kesehatan seperti bermasker, menjaga jarak, dan dites suhu ketika hendak masuk.

Dicky menyarankan maksimal hanya membawa 5 orang anggota keluarga saja. Selain itu tidak boleh membawa serta lansia dan bayi. Sedangkan untuk ibu hamil sebaiknya tidak ke tempat wisata dulu kecuali sangat perlu.

Baca juga: Pemandu Wisata Gunung Perlu Tingkatkan Kompetensi Hadapi New Normal

Terkait dengan lokasi wisata, menurut Dicky harus memenuhi syarat juga. Yaitu menyediakan informasi, tanda jarak, hand sanitizer, jumlah petugas yang cukup, dan menyediakan pos kesehatan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Negara yang Tak Punya Bandara, Bagaimana Cara ke Sana?

5 Negara yang Tak Punya Bandara, Bagaimana Cara ke Sana?

Tren
Kata Media Asing soal Indonesia Vs Guinea, Ada yang Soroti Kartu Merah Shin Tae-yong

Kata Media Asing soal Indonesia Vs Guinea, Ada yang Soroti Kartu Merah Shin Tae-yong

Tren
Manfaat Buah dan Sayur Berdasar Warnanya, Merah Bisa Cegah Kolesterol Tinggi

Manfaat Buah dan Sayur Berdasar Warnanya, Merah Bisa Cegah Kolesterol Tinggi

Tren
16 Negara yang Lolos Berlaga di Sepak Bola Olimpiade Paris 2024, Termasuk Guinea

16 Negara yang Lolos Berlaga di Sepak Bola Olimpiade Paris 2024, Termasuk Guinea

Tren
Duduk Perkara Rektor Unri Polisikan Mahasiswa yang Protes UKT, Berakhir Cabut Laporan

Duduk Perkara Rektor Unri Polisikan Mahasiswa yang Protes UKT, Berakhir Cabut Laporan

Tren
Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Tren
Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Tren
Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

Tren
Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com