Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Pesawat Hawk yang Jatuh di Pekanbaru

Kompas.com - 15/06/2020, 16:31 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Senin (15/6/2020) pagi tadi telah terjadi kecelakaan pesawat terbang milik Angkatan Udara jenis Hawk-200 buatan British Aerospace Inggris. Pesawat terbang yang dalam proses pembuatan, telah berhasil sukses terbang untuk pertamakalinya di tahun 1986.

Pesawat ini adalah dari jenis single engine light multirole fighter. Pesawat ini didisain untuk keperluan pertahanan udara dengan misi close air support dan air to ground attack.

Jenis pesawat ini digunakan oleh beberapa negara selain Inggris antara lain, Angkatan Udara Malaysia, Oman dan Indonesia.

Pesawat Hawk dari variant tertentu, telah digunakan pula oleh tim Aerobatik Royal Air Force, Angkatan Udara Inggris yang terkenal dengan nama The Red Arrow.

Angkatan Udara Indonesia baru menggunakannya pada 1990-an. Sejumlah pesawat Hawk ketika itu diterbangkan langsung dari Inggris ke Indonesia dengan ferry flight yang antara lain singgah di beberapa tempat antara lain Abu Dhabi dan Bangkok.

Pesawat Hawk-200 dengan nomor ekor TT-0209 yang mengalami kecelakaan Senin pagi tadi dikabarkan tengah melaksanakan latihan terbang rutin terjadwal dalam format serangan udara ke darat. Kecelakaan terjadi sesaat setelah usai pelaksanaan latihan tersebut dalam perjalanan kembali ke Pangkalan, Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru.

Pesawat ini sesuai kebutuhan dapat dilengkapi untuk operasi penerbangan dengan beberapa persenjataan, antara lain roket, air to air missile, bomb, dan anti-ship missiles sea eagle.

Setiap Angkatan Udara yang menggunakan jenis pesawat ini dapat memilih opsi persenjataannya sesuai kebutuhan saat proses pengadaan dengan pihak pabrik pesawat , dalam hal ini British Aerospace.

Bersukur, pilot dalam kecelakaan pagi hari tadi dapat berhasil menyelamatkan diri menggunakan kursi lontar atau ejection seat. Khusus pesawat-pesawat terbang tempur memang dilengkapi dengan ejection seat yang dapat digunakan oleh pilot apabila berhadapan dengan situasi emergency.

Ketika pesawat terbang mengalami gangguan yang sudah tidak dapat lagi dikendalikan oleh pilot, maka ejection seat dapat digunakan untuk menyelamatkan diri. Secara sederhana, kursi tempat duduk Pilot dilontarkan oleh sejenis roket yang akan melempar sang pilot dengan kursinya keluar pesawat.

Sesaat setelah kursi lontar diaktifkan oleh pilot, kaca kanopi akan pecah memberi jalan bagi kursi lontar keluar pesawat. Sesuai dengan jenis dan spesifikasinya, maka kecepatan dan waktu yang digunakan dalam sekuel pilot keluar dari pesawat (bail-out) akan berbeda-beda.

Beberapa rujukan mengatakan kira-kira dibutuhkan waktu 3 detik sejak kursi lontar di aktifkan dan kursi bersama Pilot akan terlempar sejauh lebih kurang 75 meter. Kursi akan berputar dan melepaskan diri dari Pilot yang akan terlepas dan bergantung pada parasut yang berkembang secara otomatis.

Demikian kira-kira tahapan pilot yang menyelamatkan diri menggunakan kursi lontar. Untuk keperluan pemeriksaan medis setalah kecelakaan, biasanya Pilot akan menjalani medical check di rumah sakit terdekat.

Tentang apa yang menyebabkan terjadinya kecelakaan, masih akan dilakukan investigasi oleh pihak Angkatan Udara, dalam hal ini PPKPT, Panitia Penyelidik Kecelakaan Pesawat Terbang. Penjelasan resmi pasti akan diberikan nantinya oleh pihak Penerangan Angkatan Udara.

Khusus tentang kecelakaan pesawat terbang militer, maka sesuai dengan “Universal Code of Conduct” yang berhak memberikan penjelasan dan pembahasan atau diskusi adalah hanya “Authorize Personnel”, dalam hal ini Kepala Dinas Penerangan atau Panglima dan Komandan terkait.

Masalahnya, pesawat terbang militer kategorinya adalah peralatan tempur yang merupakan sub sistem dari sistem pertahanan keamanan negara. Topik yang sensitif untuk bisa dibicarakan dalam forum yang terbuka.

Demikianlah, untuk dapat mengetahui tentang apa sebenarnya yang terjadi atau penyebab kecelakaan pagi hari tadi, kita harus bersabar menanti penjelasan resmi dari pihak Angkatan Udara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com