KOMPAS.com - Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan sebagian besar kasus positif Covid-19 yang ditemukan berasal dari mereka yang tidak mengalami sakit apa pun atau Orang Tanpa Gejala (OTG).
Temuan tersebut berasal dari temuan kasus yang terjadi di Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Sulawesi Tenggara.
Hal itu diungkapkan Yuri saat mengumumkan pertambahan jumlah kasus Covid-19 di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (11/6/2020).
Baca juga: Berikut 5 Gejala Virus Corona Ringan yang Tak Boleh Diabaikan
Menurut Yuri, pengungkapan kasus positif OTG tersebut berdasarkan hasil tracing yang dilakukan secara agresif untuk menemukan kasus baru, sehingga penanganan dan upaya penghentian laju penyebaran virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 dapat dilakukan.
"Sebagian besar dari kasus yang kita temukan dan kemudian positif pada kontak tracing adalah kasus yang tanpa gejala, atau dengan gejala yang minimal yang dipersepsikan, bahwa yang bersangkutan tidak mengalami sakit apa pun," kata Yuri.
Baca juga: Gejala Baru Virus Corona, Muncul Ruam pada Kaki Pasien Positif Covid-19
Yuri menambahkan, tracing secara agresif tersebut dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan di daerah.
Menurutnya, para OTG dalam kasus ini harus segera mendapatkan edukasi yang benar, untuk kemudian dapat melaksanakan isolasi secara mandiri.
Sebab, mereka dapat berpotensi menyebarkan virus lebih luas lagi apabila masih bersinggungan dengan orang lain.
"Karena kalau tidak, ini akan menjadi sumber penularan yang ada di tengah masyarakat," katanya lagi.
Baca juga: CDC Tambahkan 6 Gejala Baru Virus Corona, Apa Saja?
Yuri kembali mengingatkan bahwa bagi kasus-kasus tanpa gejala yang sudah terkonfirmasi positif dari pemeriksaan PCR atau melalui TCM, perlu melaksanakan dan mematuhi protokol isolasi mandiri yang ketat.
Hingga Kamis, (11/6/2020), kasus positif Covid-19 di Indonesia yang terkonfirmasi adalah 35.295. Hal itu setelah mengalami penambahan kasus sebanyak 979 orang.
Sementara itu pasien sembuh yang tercatat ada 12.636 orang dan yang meninggal saat ini ada 2.000 orang.
Selanjutnya, kasus Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan total yang sampai saat ini dilaporkan oleh seluruh provinsi sebanyak 43.414 orang.