Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Kematian akibat Covid-19 di Brazil Tertinggi Ketiga di Dunia, Ini Kisah Pengantar Jenazah

Kompas.com - 09/06/2020, 16:03 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Angka kematian akibat infeksi virus corona di Brasil telah melonjak melampaui 34.000 jiwa. Jumlah tersebut menjadikan Brazil sebagai negara ketiga yang memiliki kasus kematian terbanyak di dunia.

Angka kematian Brazil kini telah melampaui Italia dan hanya berada di bawah Amerika Serikat dan Inggris yang mencatatkan lebih banyak kematian.

Meski demikian, Presiden Brazil, Jair Bolsonaro justru terlihat meremehkan bahaya dari pandemi ini. 

Melansir BBC International, di tempat-tempat seperti Manaus, warga biasa berinisiatif mengambil peran untuk membantu kota mereka mengatasi pandemi Covid-19.

Salah satunya adalah kisah Juracy, pria yang sebelumnya bekerja sebagai supir taksi daring dan kini bekerja sebagai seorang relawan di SOS Funeral.

SOS Funeral adalah lembaga nirlaba yang mendedikasikan layanan pemakaman gratis bagi masyarakat yang tidak mampu membayar biaya pemakaman.

Pada April 2020, lembaga ini telah menyelenggarakan pemakaman bagi 793 jenazah, meningkat empat kali lipat dari biasanya.

Baca juga: Lihat Konsep Bus dengan Standar New Normal dari Brazil

Tidak bisa dihitung lagi

Juracy pun menuturkan kisahnya saat hari pertama bekerja untuk SOS Funeral. Dia merasa sedikit gemetar karena ada begitu banyak kasus (Covid-19).

"Kemudian satu demi satu, saya terus bekerja hingga saya tidak bisa menghitung lagi berapa yang sudah saya makamkan," kata Juracy

Juracy menyebut bahwa momen ketika mereka menjemput jenazah untuk dimakamkan merupakan pukulan berat bagi keluarga yang ditinggalkan, oleh karena itu dia selalu berusaha seramah mungkin dan mencoba menenangkan keluarga korban. 

Selain itu, sesuai dengan prosedur yang berlaku, dia hanya bisa membawa dua anggota keluarga untuk menyaksikan prosesi pemakaman. Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Juracy harus menjalani proses disinfektasi dengan ketat.

Dia membersihkan mobil yang baru digunakan dan juga berbagai perlengkapannya. Meski demikian, dia menyatakan kekhawatirannya bahwa banyak orang di Brazil yang meremehkan bahaya dari virus corona.

"Saya kira hanya sebagian orang yang peduli dengan kebersihan dirinya, sisanya tidak. Mereka berpikir bahwa ini hanyalah bagian dari perseteruan politik. Namun itu tidak benar, ini (pandemi) sangat nyata," kata Juracy. 

Baca juga: Update Virus Corona Dunia 1 Juni: 6,26 Juta Orang Terinfeksi | Kasus di Brazil Lebih dari 500.000

1.400 orang meninggal karena Covid-19

Di Manaus, lebih dari 1.400 orang telah meninggal dunia akibat Covid-19. Angka ini menempatkan kota tersebut menjadi kota kedua dengan angka kematian tertinggi di Brazil.

Upaya untuk melawan pandemi ini masih terus dilakukan. Seperti mengubah salah satu sekolah di Manaus menjadi rumah sakit darurat yang dikhususkan untuk penderita Covid-19.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dortmund Panen Kecaman setelah Disponsori Rheinmetall, Pemasok Senjata Perang Israel dan Ukraina

Dortmund Panen Kecaman setelah Disponsori Rheinmetall, Pemasok Senjata Perang Israel dan Ukraina

Tren
Murid di Malaysia Jadi Difabel setelah Dijemur 3 Jam di Lapangan, Keluarga Tuntut Sekolah

Murid di Malaysia Jadi Difabel setelah Dijemur 3 Jam di Lapangan, Keluarga Tuntut Sekolah

Tren
Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Tren
Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Tren
Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Tren
Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Tren
Menggugat Moralitas: Fenomena Perselingkuhan di Kalangan ASN

Menggugat Moralitas: Fenomena Perselingkuhan di Kalangan ASN

Tren
5 Fakta Kasus Mobil Mewah Pakai Pelat Dinas Palsu DPR, Seret Pengacara Berinisial HI

5 Fakta Kasus Mobil Mewah Pakai Pelat Dinas Palsu DPR, Seret Pengacara Berinisial HI

Tren
Beli Elpiji Wajib Pakai KTP, Pertamina: Masyarakat yang Belum Daftar Masih Dilayani

Beli Elpiji Wajib Pakai KTP, Pertamina: Masyarakat yang Belum Daftar Masih Dilayani

Tren
Kata PBB, Uni Eropa, Hamas, dan Israel soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza

Kata PBB, Uni Eropa, Hamas, dan Israel soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza

Tren
Beda Kemenag dan MUI soal Ucapan Salam Lintas Agama

Beda Kemenag dan MUI soal Ucapan Salam Lintas Agama

Tren
Orang dengan Gangguan Kesehatan Ini Sebaiknya Tidak Minum Air Kelapa Muda

Orang dengan Gangguan Kesehatan Ini Sebaiknya Tidak Minum Air Kelapa Muda

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Harga BBM Pertamina per 1 Juni 2024, Asal-usul Kata Duit

[POPULER TREN] Harga BBM Pertamina per 1 Juni 2024, Asal-usul Kata Duit

Tren
Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com