Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat WHO Lanjutkan Uji Coba Hidroksiklorokuin untuk Covid-19...

Kompas.com - 09/06/2020, 07:45 WIB
Mela Arnani,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa uji coba klinis dari obat hidroksiklorokuin atau hydroxychloroquine akan dilanjutkan dalam pencarian pengobatan potensial terhadap Covid-19.

Sebelumnya, pada 25 Mei 2020, WHO mengumumkan bahwa sementara waktu menunda uji coba untuk melakukan tinjauan keselamatan terhadap obat tersebut.

Sementara saat ini menyimpulkan bahwa tidak ada alasan untuk mengubah cara uji coba yang dilakukan.

Baca juga: Diklaim Efektif untuk Covid-19, Berikut Beda Hidroksiklorokuin dengan Klorokuin

Keputusan badan kesehatan PBB itu muncul setelah sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet menunjukkan bahwa obat itu dapat meningkatkan risiko kematian di antara pasien Covid-19.

Kelompok eksekutif yang disebut Solidarity Trial, di mana ratusan rumah sakit di seluruh dunia telah mendaftarkan pasien untuk menguji beberapa kemungkinan perawatan untuk virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19, dan mengambil keputusan sebagai tindakan pencegahan.

Hidroksiklorokuin biasanya digunakan untuk pengobatan malaria dan mengobati radang sendi.

Tapi tokoh masyarakat termasuk Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mendukung obat itu digunakan untuk pencegahan dan pengobatan Covid-19.

Baca juga: Bayi Baru Lahir dari Ibu Positif Corona, CDC: Perlu Dites Covid-19

 

Hal ini tentunya mendorong pemerintah untuk membeli obat tersebut dalam jumlah besar.

"Minggu lalu, kelompok eksekutif dari uji solidaritas memutuskan untuk menerapkan jeda sementara dari hidroksiklorokuin, karena kekhawatiran yang timbul tentang keamanan obat," kata ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dilansir dari The Jakarta Post, (4/4/2020).

"Keputusan ini diambil sebagai tindakan pencegahan, sementara data keamanan ditinjau oleh komite keamanan dan pemantauan data oleh uji solidaritas," ujarnya.

Lebih lanjut, atas dasar data kematian yang tersedia, anggota komite merekomendasikan bahwa tidak ada alasan untuk memodifikasi protokol percobaan.

"Kelompok eksekutif menerima rekomendasi ini," tutur dia.

Baca juga: Waspada Gejala Baru Virus Corona, dari Sulit Berbicara hingga Halusinasi

Studi Covid-19

Petugas tengah mengambil sampel swab di Puskesmas Karawang Barat, Senin (8/6/2020).KOMPAS.COM/FARIDA Petugas tengah mengambil sampel swab di Puskesmas Karawang Barat, Senin (8/6/2020).

Kelompok eksekutif akan berkomunikasi dengan penyelidik utama dalam persidangan tentang melanjutkan kembali persidangan terkait hidroksiklorokuin.

"Komite keamanan dan pemantauan data akan terus memantau dengan seksama keamanan semua terapi yang diuji," ujar Tedros.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Tren
Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com