"Penguatan rupiah tidak ada hubungannya dengan new normal, tapi karena kondisi Amerika. Dollar mengalami pelemahan ke seluruh mata uang dunia," jelas dia.
"Kondisi instabilitas ekonomi atau keamanan di AS ini yang terburuk, sehingga kepercayaan pemegang dollar jadi menurun," tambahnya.
Karena itu, penguatan rupiah ini tak bisa dijadikan sebagai patokan respon atas kebijakan Indonesia terkait pelonggaran penguncian .
Dia pun menegaskan bahwa tak ada alasan fundamental yang mendukung penguatan rupiah dalam beberapa waktu terakhir.
"Dari sisi apa pun tak ada yang pengaruh dengan rupiah, karena neraca perdagangan kita masih defisit, probabilitas ekonomi triwulan kedua juga malah jadi minus, dan aktivitas ekonomi masyarakat hari ini masih sangat terganggu," terang dia.
Baca juga: Kabar Baik Indonesia Hari Ini: 102 Daerah Bebas Covid-19, Rupiah Menguat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.