Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Perusahaan Media Sosial Dinilai Tak Bisa Hentikan Hoaks yang Beredar...

Kompas.com - 05/06/2020, 11:04 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejak virus corona meluas menjadi pandemi di dunia, informasi-informasi mengenai hal itu juga ikut menyebar di media sosial.

Tak hanya informasi yang bertanggungjawab, tapi banyak juga informasi yang salah atau disinformasi.

Penelitian baru-baru ini menemukan bahwa perusahaan media sosial gagal menghentikan berita palsu atau informasi hoaks yang menyebar.

Baca juga: Penerapan New Normal, Zona Hitam di Surabaya, dan Penjelasan Khofifah...

Dilansir BBC, Kamis (4/6/2020), ratusan postingan menyebarkan informasi yang salah tentang Covid-19 menurut laporan dari Center for Countering Digital Hate.

Sebanyak 649 postingan dilaporkan ke Facebook dan Twitter. Isinya mengenai obat palsu, propaganda anti-vaksinasi, dan teori konspirasi seputar 5G.

Sebanyak 90 persen tetap terlihat online setelahnya tanpa mendapat peringatan.

Baca juga: Facebook Luncurkan Messenger Rooms Saingi Zoom, Bagaimana Cara Penggunaannya?

Kepala kepala eksekutif Center for Countering Digital Hate, Imran Ahmed, mengatakan perusahaan-perusahaan media sosial mengabaikan tanggung jawab mereka.

Ahmed mengatakan sistem mereka untuk melaporkan informasi yang salah dan menanganinya sama sekali tidak sesuai tujuan.

"Penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa bahkan ketika mereka diberi jabatan yang mempromosikan informasi yang salah, mereka gagal mengambil tindakan," ujarnya.

Penelitian menemukan Twitter dianggap yang paling tidak responsif. Hanya 3 persen dari 179 postingan yang ditindaklanjuti oleh Twitter.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Zona Hitam di Surabaya dan Mengapa Bisa Terjadi?

Facebook menghapus 10 persen dari 334 postingan yang dilaporkan dan menandai 2 persen lainnya sebagai informasi yang salah.

Sementara itu Instagram, milik Facebook juga, hanya menindak 10 persen dari 135 keluhan yang dilaporkan.

Kedua jejaring sosial itu bersikeras mereka telah berupaya untuk membawa berita palsu tentang virus corona terkendali.

Baca juga: CDC Tambahkan 6 Gejala Baru Virus Corona, Apa Saja?

Tanggapan perusahaan media sosial

Meski begitu sampel yang digunakan dalam penelitian tersebut menurut Facebook dinilai tidak representatif.

Seorang juru bicara Facebook mengatakan mereka mengambil langkah-langkah agresif untuk menghapus informasi yang salah. Mereka mengklaim telah menghapus ratusan ribu postingan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil Terjadi di Pasuruan, 3 Orang Meninggal Dunia

Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil Terjadi di Pasuruan, 3 Orang Meninggal Dunia

Tren
Kisah Pemuda China, Rela Hidup Hemat demi Pacar tapi Berakhir Tragis

Kisah Pemuda China, Rela Hidup Hemat demi Pacar tapi Berakhir Tragis

Tren
6 Alasan Mengapa Anjing Peliharaan Menatap Pemiliknya, Apa Saja?

6 Alasan Mengapa Anjing Peliharaan Menatap Pemiliknya, Apa Saja?

Tren
Pacitan Diguncang Gempa M 5,0 Selasa Pagi, Ini Wilayah yang Merasakannya

Pacitan Diguncang Gempa M 5,0 Selasa Pagi, Ini Wilayah yang Merasakannya

Tren
Analisis Gempa Pacitan M 5,0 Selasa Pagi, Disebabkan Deformasi Batuan di Lempeng Indo-Australia

Analisis Gempa Pacitan M 5,0 Selasa Pagi, Disebabkan Deformasi Batuan di Lempeng Indo-Australia

Tren
Peneliti Ungkap Suara Makhluk Hidup Terbesar di Dunia yang Sudah Berumur 12.000 Tahun

Peneliti Ungkap Suara Makhluk Hidup Terbesar di Dunia yang Sudah Berumur 12.000 Tahun

Tren
Gempa M 5,0 Guncang Pacitan, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 5,0 Guncang Pacitan, Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
6 Cara Intermittent Fasting, Metode Diet Isa Bajaj yang Berhasil Turun Berat Badan 12 Kg

6 Cara Intermittent Fasting, Metode Diet Isa Bajaj yang Berhasil Turun Berat Badan 12 Kg

Tren
Sidang SYL: Beli Kado dan Renovasi Rumah Pribadi dari Uang Kementan

Sidang SYL: Beli Kado dan Renovasi Rumah Pribadi dari Uang Kementan

Tren
Rincian Formasi CPNS Sekolah Kedinasan 2024, STAN Terbanyak

Rincian Formasi CPNS Sekolah Kedinasan 2024, STAN Terbanyak

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Disiarkan di RCTI, Kick Off 20.00 WIB

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Disiarkan di RCTI, Kick Off 20.00 WIB

Tren
Berawal dari Cabut Gigi, Perempuan Ini Alami Infeksi Mulut hingga Meninggal Dunia

Berawal dari Cabut Gigi, Perempuan Ini Alami Infeksi Mulut hingga Meninggal Dunia

Tren
Ramai soal Kepribadian Kucing Ditentukan oleh Warna Bulunya, Pakar: Tidak Selalu Kucing 'Oren' Barbar

Ramai soal Kepribadian Kucing Ditentukan oleh Warna Bulunya, Pakar: Tidak Selalu Kucing "Oren" Barbar

Tren
8 Suplemen untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh

8 Suplemen untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh

Tren
Profil Sadiq Khan, Anak Imigran Pakistan yang Sukses Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Profil Sadiq Khan, Anak Imigran Pakistan yang Sukses Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com