Tahun ini, Laksa akan merayakan Lebaran di Jepang. Sejak sebelum terjadi pandemi virus corona, ia memang telah memutuskan tak mudik pada Idul Fitri tahun ini.
Awal 2020, ia baru kembali ke kampung halamannya di Wonogiri, Jawa Tengah.
"Saya juga ingin merasakan Lebaran di Jepang bersama teman-teman asal Indonesia yang saat ini juga masih tinggal di sini. Kebetulan ada teman-teman asal Indonesia yang walaupun tidak sekantor, tapi masih tinggal di Tokyo juga," kata Laksa.
Selain itu, ia juga mendapat informasi ada tradisi perayaan Lebaran yang digelar oleh Kedutaan Besar (Kedubes) Indonesia di Tokyo.
Laksa bercerita bahwa sebenarnya tidak pernah terpikirkan oleh dirinya untuk bisa tinggal dan bekerja di Jepang. Awal ketertarikannya muncul saat dia menjadi mahasiswa magang pada pertengahan Agustus 2018 di perusahaan IT tempatnya bekerja sekarang.
"Setelah saya selesai kontrak magang, kemudian saya ditawari kontrak kerja full-time di sini, saya lalu mulai merasa nyaman di Jepang, baik dari aspek culture-nya maupun lingkungan tempat saya tinggal. Pada akhirnya, saya memutuskan untuk menerima kontrak kerja full-time tersebut dan tinggal di Jepang," kata Laksa.
Pemuda lulusan Telkom University Bandung, Jawa Barat, ini sudah tinggal di Jepang sejak pertengahan tahun 2019.
Ia harus melakukan penyesuaian diri, terutama dengan budaya kerja di Jepang.
"Orang-orang di sini itu sangat disiplin. Kedisiplinan itu dijunjung tinggi. Jadi ketika awal mula saya datang ke sini, saya harus membiasakan diri dengan budaya di lingkungan kerja saya," kata Laksa.
Saat pertama datang ke Jepang, Laksa mengaku tidak menguasai bahasa Jepang sama sekali.
Kebetulan, perusahaan tempatnya bekerja juga tidak mewajibkan penggunaan bahasa Jepang saat berkomunikasi, karena komunikasi bisa dilakukan menggunakan bahasa Inggris.
"Kebutuhan untuk menguasai bahasa Jepang itu adalah salah satu syarat wajib untuk bisa survive, karena tidak semua orang bisa berbahasa Inggris," jelas Laksa.
Penguasaan bahasa Jepang menjadi hal wajib bagi mereka yang berencana untuk tinggal dalam jangka waktu lama di sana.
Meski tinggal di ibu kota Jepang, Tokyo, tak semua orang bisa berbahasa Inggris.