KOMPAS.com - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berencana kembali membuka kegiatan belajar mengajar di sekolah pada 13 Juli 2020, bertepatan dengan dimulainya tahun ajaran baru 2020/2021.
Kebijakan ini banyak dinilai terlalu terburu-buru mengingat angka kasus positif Covid-19 di Indonesia masih terhitung sangat tinggi.
Hingga hari ini, berdasarkan data dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Indonesia sudah tercatat sebanyak 20.796 kasus positif.
Baca juga: Survei KPAI: 71 Persen Responden Tak Setuju Sekolah Dibuka Juli
Angka itu menempatkan Indonesia sebagai negara dengan kasus Covid-19 tertinggi ke-31 secara global atau ke-2 tertinggi di Asia Tenggara setelah Singapura.
Bahkan, ahli epidemiologi Dicky Budiman dalam berbagai kesempatan sebelumnya menyebut dibukanya kembali sekolah berpotensi tinggi akan memunculkan klaster persebaran Covid-19 baru di Indonesia.
Menyikapi kondisi tersebut, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyampaikan sejumlah rekomendasi agar kegiatan belajar mengajar di sekolah sebagaimana diinginkan Pemerintah bisa berjalan dengan baik dan aman di tengah pandemi.
Baca juga: Wacana Pembukaan Sekolah pada Juli Disorot, Diminta Dikaji Ulang
Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti menyampaikan saran agar pemerintah Indonesia banyak belajar dari pengalaman yang dimiliki negara lain terkait pembukaan kembali sekolah di saat pandemi.
"KPAI mendorong Kemdikbud dan Kemenag RI belajar dari negara lain yang sudah mulai turun kasusnya, bahkan zero kasus kemudian membuka sekolah dengan menerapkan protokol kesehatan, namun ternyata ditemui kasus baru karena siswa dan guru tertular Covid-19," kata Retno, Sabtu (23/5/2020).
"Sekolah malah menjadi kluster baru," lanjutnya.
Ia menyebut China yang baru membuka area sekolah setelah tidak ditemukan satu pun kasus infeksi Covid-19 di negaranya selama 10 hari.
Baca juga: Gejala Baru Virus Corona, Muncul Ruam pada Kaki Pasien Positif Covid-19
Itu pun masih disertai dengan persiapan matang dan dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat.
Bahkan, pada guru di sana sudah menjalani 14 hari masa isolasi sebelum akhirnya diperbolehkan kembali mengajar dan bertemu murid-muridnya.
Hal yang sama juga dilakukan di negara-negara Eropa seperti Finlandia, Perancis, dan Inggris yang dikenal memiliki sistem kesehatan juga pendidikan yang baik.
Sekolah dibuka kembali dengan persiapan matang dan protokol kesehatan yang ketat. Namun hasinya juga tidak sepenuhnya aman.