Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Buku Nasional, Sejarah di Balik Peringatannya pada 17 Mei

Kompas.com - 17/05/2020, 12:31 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 18 tahun lalu, tepatnya 17 Mei 2002, merupakan pertama kalinya diperingati Hari Buku Nasional (Harbuknas).

Di dunia, Hari Buku diperingati setiap tanggal 23 April. 

Di media sosial Twitter, Minggu (17/5/2020), juga menjadi perbincangan dengan tagar #HariBukuNasional.

Tak hanya mengucapkan "Selamat Hari Buku Nasional", warganet juga meramaikan jagat Twitter dengan ajakan agar tidak membajak buku, ajakan membaca buku, ajakan menulis, bahkan hanya menunjukkan kecintaannya pada buku.

Bagaimana sejarah di balik peringatan Hari Buku Nasional?

Mengutip Harian Kompas, Senin (20/5/2002), Menteri Pendidikan Nasional Abdul Malik Fadjar menetapkan Harbuknas pada 17 Mei 2020.

Dalam sambutannya, dia mengatakan, Indonesia masih terjebak pada tradisi lisan dan sedikit membaca.

Ide peringatan Hari Buku digagas masyarakat perbukuan.

Baca juga: 23 April Hari Buku Sedunia, Bagaimana Sejarahnya?

Tujuan peringatan Hari Buku Nasional untuk memacu minat baca masyarakat Indonesia sekaligus menaikkan penjualan buku.

"Kami ingin agar peringatan Hari Buku seperti Valentine's Day, di mana pada hari itu setiap orang memberi sebuah buku kepada orang lain," kata Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Arselan Harahap.

Malik Fadjar menyadari, membuat masyarakat gemar membaca tak mudah dilakukan.

Apalagi, pada generasi muda yang sudah telanjur didominasi alat digital.

Padahal, menurut dia, membaca dapat membuat kita mengetahui perkembangan terbaru, hingga meramalkan masa depan.

Di masa lalu, tokoh-tokoh pemimpin Indonesia dikenal merupakan sosok yang suka membaca.

Salah satunya Bung Hatta yang dikenal dengan kalimatnya, "Aku rela dipenjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas".

Dikutip dari Harian Kompas, 1 Januari 2000, bacaan Presiden pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno atau Bung Karno sangat kaya.

Tak hanya membaca, Bung Karno dan Bung Hatta juga aktif menulis di surat kabar. Mereka juga punya banyak karya berupa buku.

Buku Bung Karno antara lain Indonesia Menggugat, Di Bawah Bendera Revolusi, Mencapai Indonesia Merdeka, dan lain-lain.

Baca juga: Peringati Hari Buku Sedunia, Kopral Bagyo Bagi-bagi Buku Gratis untuk Warga

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com