Selain itu, lirik lagu Didi seperti mewakili keresahan pendengarnya.
Baca juga: Didi Kempot dalam Kenangan...
Mereka adalah kaum pinggiran mulai dari buruh, pekerja migran Indonesia di Hongkong, sampai preman.
Pada sejumlah lagu seperti "Dompet Kulit", "Sewu Kutho", "Sekonyong-konyong Koder", "Stasiun Balapan", dan "Tirtonadi", Didi berkisah tentang lelaki yang ditinggal pacar atau istri. Didi tahu persis problem mereka.
"Saya dapat cerita-cerita seperti itu di jalanan. Orang sudah susah ditinggal bojo. Dulu di lagu pop perempuan yang disakiti lelaki. Sekarang lelaki yang disakiti perempuan," kata dia.
Baca juga: Mengenang Didi Kempot dan Mimpinya Ciptakan 1.000 Lagu soal Daerah di Indonesia
Kembali populer pada 2019
Belakangan, lagu-lagunya itu kembali meledak, khususnya pada tahun 2019. Lirik lagunya dianggap mewakili curahan hati oleh para "Sobat Ambyar", fans berat maestro asal Solo, Jawa Tengah, itu.
Bahkan, lagu-lagunya yang banyak berbahasa Jawa tak hanya populer di masyarakat Jawa pinggiran, tetapi juga telah diterima luas di Jakarta dan berbagai daerah lainnya.
Kini, The Godfother of Broken Heart itu telah tiada. Namanya akan terus abadi bersama karya-karyanya.
Baca juga: Sobat Ambyar dan Sihir Didi Kempot
Ia meninggal dunia pada Selasa (5/5/2020) pukul 07.30 WIB di Rumah Sakit Kasih Ibu, Surakarta, Jawa Tengah. Informasi ini disampaikan kerabatnya, Lilik, dikutip dari Kompas TV.
Selamat jalan, Sang Legenda....
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.