KOMPAS.com - Sejumlah gagasan untuk menghancurkan kurva atau memperlambat penyebaran virus corona muncul seiring wabah virus corona yang masih terus berkembang di dunia.
Salah satu caranya, dengan membuat seminimal mungkin orang terinfeksi agar rumah sakit dapat menampung mereka dan tidak melebihi kapasitas rumah sakit.
Melansir Live Science, banyak model memperkirakan, meratakan kurva butuh waktu sekitar 18 bulan.
Akan tetapi, ada pakar kesehatan masyarakat yang beranggapan, ada cara yang lebih cepat.
Presiden Yayasan Gordon dan Betty Moore, California, Dr. Harvey Fineberg mengatakan, caranya bukan meratakan kurva, tapi menghancurkan kurva.
Hal itu disampaikannya dalam jurnal yang diterbitkan 1 April 2020 di New England Journal of Medicine.
Menurut Fineberg, virus corona dapat dikalahkan hanya dalam 10 minggu.
Baca juga: 18 Dokter Indonesia Meninggal Selama Pandemi Virus Corona, Berikut Daftarnya
Ia berpandangan, negara bisa melakukan 6 hal berikut ini:
Menurut Fineberg, perlu ditunjuk seorang penanggung jawab untuk mengatasi virus corona.
Seseorang itu bukan hanya sebagai koordinator, tetapi seseorang yang memiliki wewenang untuk memobilisasi setiap aset sipil dan militer untuk melakukan langkah-langkah penanganan.
Setiap gubernur juga harus menunjuk seorang komandan dengan otoritas serupa.
Strategi memperbanyak tes telah dilakukan sebelumnya oleh Korea Selatan.
Tes-tes itu diperlukan untuk melacak ruang lingkup wabah dan membuat keputusan yang tepat untuk merawat pasien.
Semua tenaga kesehatan harus memiliki akses ke persediaan alat pelindung diri (APD) yang cukup.
Ibarat perang, tentara tidak akan dikirim ke medan perang tanpa rompi balistik yang cukup.
Baca juga: Virus Corona: Gejala, Pencegahan, dan Kapan Harus Isolasi Diri