Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Agnes Setyowati
Akademisi

Dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Pakuan, Bogor, Jawa Barat. Meraih gelar doktor Ilmu Susastra dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Aktif sebagai tim redaksi Jurnal Wahana FISIB Universitas Pakuan, Ketua Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI) Komisariat  Bogor, dan anggota Manassa (Masyarakat Pernaskahan Nusantara). Meminati penelitian di bidang representasi identitas dan kajian budaya.

Corona dan Revolusi Ruang Virtual

Kompas.com - 29/03/2020, 11:37 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

 

Bisnis online akan menjadi pilihan dalam teknologi virtual. Usaha lebih mudah dikelola di era Internet.

Perubahan cepat dan hal-hal yang tak terbayangkan di masa silam kini terjadi.

Kita sedang bergerak ke arah virtual, mengurangi interaksi sosial di ruang nyata.

Kita yang tadinya kurang mengenal belajar daring (dalam jaringan) atau home schooling, kini terpaksa melakukannya, dan mungkin banyak yang menikmatinya.

Perubahan pola interaksi itu akan jadi gelombang perubahan besar yang sudah dibawa oleh Internet dalam tahun-tahun terakhir.

Pernahkah kita membayangkan bahwa kita sedang memasuki revolusi baru yang penyebabnya adalah Virus Corona?

Sektor potensial yang akan terganggu dengan adanya pandemik ini di antaranya sekolah, universitas, badan usaha, dan banyak lagi sektor lainnya. Bukan tidak mungkin sektor-sektor ini ke depannya akan menguatkan pendekatan online daripada offline.

Perubahan budaya yang menghasilkan masyarakat baru telah terjadi dan terus bergerak.

Saat inilah kita merasakan dan mengalami lompatan teknologi yang luar biasa. Semua kegiatan belajar dan bekerja dilakukan di rumah, seperti tutorial, menulis laporan kerja, menggunggah video dilakukan secara virtual.

Smartphone, personal computer, console, maupun virtual reality menjadi alat dan jembatan dunia faktual ke dunia virtual. Alat ini pula yang memiliki pengaruh besar akan terbentuknya budaya baru yaitu budaya virtual.

Cyberspace secara bertahap mempengaruhi manusia, melalui peralatan yang mudah dioperasikan, komunikasi yang menipiskan jarak antara kata konkret dan virtual.

Pandemik virus Corona memaksa dan menuntut sesuatu yang baru harus diikuti dan tidak bisa dihindari.

Dunia virtual menjadi “kenyataan” baru yang harus dieksplorasi karena begitu luas dan dinamis.

Prediksi yang menyebutkan bahwa kita akan menjadi masyarakat digital sudah di depan mata, dipercepat dengan kehadiran virus Corona.

Kita mungkin benar-benar akan melihat Indonesia sebagai masyarakat yang melek digital yang akan mengubah banyak sektor dalam kehidupan ke arah yang lebih maju.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com