Senada dengan Van Gucht, Dewan Nasional untuk Perlindungan Hewan (CNPA) menyebut bahwa hewan bukan vektor epidemi.
"Hewan bukan bukan vektor epidemi, sehingga tak ada alasan untuk meninggalkan hewan Anda," kata CNPA.
Baca juga: Bagaimana Aturan Isolasi dan Karantina Diri karena Virus Corona? Ini Panduannya
Pada akhir Februari lalu, seekor anjing peliharaan dinyatakan positif lemah virus corona, meski tidak menunjukkan gejala apa pun.
Anjing tersebut diyakini milik dari anggota Klub Joki yang telah terinfeksi virus corona.
Setelah menjalani karantina dan menjalani serangkaian uji ulang, anjing berusia 17 tahun itu dinyatakan negatif dan keluar dari karantina.
Namun, setelah tiga hari keluar dari rumah sakit, anjing tersebut mati.
Dokter hewan di Hong Kong mengatakan, kematian anjing itu mungkin disebabkan karena stres dan cemas berada di bawah karantina.
Sementara itu, sumber medis menyebutkan, penyebab kematiannya karena usia anjing yang sudah tua dan penyakit bawaannya.
Kasus kedua infeksi virus corona pada anjing dikonfirmasi pada 19 Maret 2020. Anjing itu milik dari seseorang yang telah dinyatakan positif Covid-19 di Pok Fu Lam.
Mengutip SCMP, tes swab oral dan hidung yang diambil selama dua hari berturut-turut menunjukkan hasil positif.
Baca juga: Kasus Pertama, Seekor Anjing di Hong Kong Positif Virus Corona
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : Infografik: Perbedaan ODP, PDP, Suspect https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.