Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan dan Makna WHO Mengubah Social Distancing Jadi Physical Distancing

Kompas.com - 27/03/2020, 08:31 WIB
Mela Arnani,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Wabah virus corona SARS-CoV-2 masih belum berakhir. Bahkan, jumlah kasus positif terpapar virus yang bermula menyebar di Wuhan, China ini terus bertambah setiap harinya.

Lebih dari 190 negara melaporkan penemuan kasus penyakit Covid-19, di mana virus yang menyerang pernapasan ini telah menewaskan ribuan orang di berbagai belahan dunia.

Sejumlah cara dalam upaya menekan penyebaran virus pun terus digalakkan, termasuk menerapkan jarak tertentu saat bertemu dengan orang lain.

Baca juga: Berikut 5 Gejala Virus Corona Ringan yang Tak Boleh Diabaikan

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya menyebut pemberian jarak ini sebagai social distancing.

Namun, sejak Jumat (20/3/2020) lalu, WHO mengganti frasa social distancing menjadi physical distancing.

Alasannya, penggantian frasa ini untuk mengklarifikasi bahwa terdapat perintah tetap tinggal di rumah guna mencegah penyebaran corona virus.

Kendati begitu, hal ini tidak berarti bahwa seseorang memutus kontak dengan orang lain secara sosial.

Penggunaan frasa physical distancing diharapkan dapat memperjelas imbauan WHO, yaitu menjaga jarak fisik untuk memastikan penyakit tidak menyebar.

Baca juga: Berikut Cara Membuat Hand Sanitizer Sendiri dengan Lima Bahan Sederhana

Informasi WHO

Imbauan WHO untuk mengurangi risiko terpapar virus corona.WHO Imbauan WHO untuk mengurangi risiko terpapar virus corona.

Dalam informasi resmi yang dikeluarkan WHO, alasan penggantian frasa dari social distancing menjadi physical distancing yakni karena WHO bertujuan setiap orang tetap dapat terkoneksi.

Kepala Unit Penyakit dan Zoonosis WHO Dr Maria Van Kerkhove mengatakan, menjaga jarak fisik dari orang sehingga dapat mencegah virus agar tidak berpindah ke orang lain menjadi hal sangat penting.

Namun, ini tidak berarti bahwa secara sosial harus memutuskan hubungan dari orang yang dicintai atau dari keluarga.

Menurut Maria, teknologi saat ini sudah sangat maju, sehingga orang dapat tetap terhubung dengan banyak cara tanpa benar-benar secara fisik berada di ruangan yang sama.

"Kami berubah untuk mengatakan jarak fisik dan itu sengaja karena kami inginkan orang untuk tetap terhubung," kata dia.

Salah satu cara melakukan itu dapat melalui internet atau berbagai media sosial agar tetap terhubung karena kesehatan mental seseorang sama pentingnya dengan kesehatan fisik.

Pemerhati Bahasa Indonesia Ivan Lanin juga turut membagikan informasi ini melalui akun resmi Twitter-nya, @ivanlanin.

Ia mengunggah tangkapan layar informasi dari WHO mengenai alasan pengubahan frasa social distancing menjadi physical distancing.

Baca juga: Soal Rapid Test di Indonesia, Siapa yang Dites dan Bagaimana Prosesnya?

 

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Serial Infografik Virus Corona: Siapa saya yang berpotensi terkena virus corona?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Media Korsel Soroti Shin Thae-yong, Thailand Dilanda Suhu Panas

[POPULER TREN] Media Korsel Soroti Shin Thae-yong, Thailand Dilanda Suhu Panas

Tren
Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com