KOMPAS.com - Virus corona Covid-19 masih terus berkembang dan telah menyebar ke sebagian besar wilayah di dunia.
Penyakit ini menginfeksi saluran pernapasan dan dapat menyerang semua orang dari seluruh kelompok usia, tanpa terkecuali.
Mengutip keterangan pada laman Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC), https://cdc.gov/, gejala akan mulai ditunjukkan dalam waktu 2-14 hari setelah seseorang terpapar virus.
Namun, tidak jarang pada kasus-kasus tertentu, orang yang terinfeksi Covid-19 tidak menunjukkan gejala klinis sama sekali.
Melansir DW, sebuah informasi yang dikeluarkan oleh pemerintah China dan dilaporkan di surat kabar South Morning China Post (SCMP) menyebutkan adanya sejumlah silent carier, yaitu orang-orang yang dikonfirmasi positif Covid-19 tetapi tidak menunjukkan gejala apapun.
Adapun persentasenya dapat mencapai 30 persen.
Data tersebut dikonfirmasi oleh kelompok ahli di Jepang yang dipimpin oleh seorang ahli epidemi di Hokkaido University, Hiroshi Nishiura.
Di antara pasien-pasien Jepang yang dievakuasi dari Wuhan, 30,8 persen di antaranya dilaporkan tidak menunjukkan gejala.
Baca juga: Luasnya Lahan TPU Tegal Alur Jadi Pertimbangan Lokasi Pemakaman Pasien Covid-19
Kemudian, dilakukan pula penelitian oleh beberapa peneliti dari sejumlah institusi, yaitu Kejni Mizumoto dan Katsushi (Kyoto University), Alexander Zarebski (Oxford University), dan Gerardo Chowell (Georgia State University).
Mereka menganalisis data dari wabah Covid-19 yang terjadi di kapal pesiar Diamond Princess.
Hasil analisis yang dilakukan memperkirakan 17,9 persen dari penumpang yang terinfeksi tetap tidak menunjukkan gejala.
Terlepas dari perbedaan persentase yang ditemukan oleh kedua penelitian ini, yang jelas, keduanya menunjukkan bahwa ada orang-orang yang tidak sadar bahwa mereka tengah membawa virus dan dapat menularkannya ke orang-orang di sekelilingnya.
Baca juga: Covid-19 Menyebar di 12 Kecamatan di Bekasi, Kasus Paling Banyak di Bekasi Timur
Melansir Kompas TV, juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto menyebut, banyak kasus Covid-19 dengan gejala ringan atau tanpa gejala yang terjadi pada anak-anak muda, atau orang dengan imunitas tinggi.
“Terutama pada kelompok umur yang masih muda. Sering kali karena kondisi fisiknya, sering kali karena kondisi imunitasnya jauh lebih baik, maka tidak memperhatikan menjaga jarak, sehingga dia membawa virus ini tanpa gejala, kemudian menularkan kepada keluarganya “, ujar Yuri, Minggu (22/3/2020).
Dalam sebuah penelitian yang telah dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics, dari 2.100 anak yang terinfeksi Covid-19 dan diamati di China, 90 persen diantaranya tidak mengalami gejala, mengalami gejala ringan, atau sedang.