KOMPAS.com - Penyebaran virus corona tengah menjadi ancaman serius dunia. Sejak pertama dilaporkan pada akhir 2019, virus itu telah menginfeksi lebih dari seperempat juta orang.
Belum banyak pengetahuan tentang wabah virus corona menjadi salah penyebab penyebaran yang ekstrem di ratusan negara di dunia.
Sedikit kabar baiknya adalah virus corona bisa dihancurkan oleh sabun dengan pencucian tangan selama 20 detik.
Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa virus corona bisa bertahan di udara selama beberapa waktu, bergantung pada panas dan kelembabannya.
Selain itu, virus tersebut juga bisa bertahan selama satu hari di permukaan kertas karton serta dua hingga tiga hari pada permukaan baja dan plastik.
Namun, masih sangat banyak informasi yang belum jelas soal virus yang bermula di Kota Wuhan, provinsi Hubei, China itu.
Perlu diketahui bahwa virus corona atau SARS-CoV-2 bukanlah flu. Virus corona menyebabkan penyakit dengan gejala yang berbeda, menyebar dan membunuh lebih mudah serta berasal dari keluarga virus yang sama sekali berbeda dengan penyebab flu biasa.
Baca juga: Pemprov Jawa Timur Luncurkan Self Check Up Covid-19, Berikut Linknya
Angela Rasmussen dari Columbia University mengatakan, struktur virus corona memberikan petunjuk bagaimana virus itu menyebar begitu cepat.
Menurutnya, virus corona berbentuk bola runcing, seperti paku. Paku-paku itu kemudian mengenali dan menempel pada protein ACE2 yang ada pada permukaan sel manusia. Ini menjadi langkah awal menuju infeksi.
ACE2 adalah enzim yang menjadi perantara perubahan angiotensin atau hormon untuk mengerutkan pembuluh darah sehingga terjadi peningkatan tekanan darah. ACE2 adalah tempat masuknya beberapa jenis virus corona ke dalam sel tubuh manusia, termasuk SARS-CoV yang menyebabkan SARS.
"Kontur yang tepat memungkinkan SARS-CoV-2 untuk menempel jauh lebih kuat pada ACE2 dari pada yang dilakukan SARS-klasik," kata Angela, dilansir dari The Atlantic.
"Kemungkinan ini sangat penting untuk penularan dari orang ke orang. Secara umum, semakin ketat ikatannya, semakin sedikit virus yang diperlukan untuk memulai infeksi," sambungnya.
Sementara itu, seorang ilmuwan dari Scripps Research Translational Institute Kristian Andersen menyebut, paku pada virus corona terdiri dari dua bagian yang terhubung.
Lonjakan jumlah virus akan aktif ketika bagian tersebut dipisahkan. Dalam SARS-klasik, pemisahan ini terjadi dengan beberapa kesulitan.
Tetapi dalam SARS-CoV-2, jembatan penghubung kedua bagian dapat dengan mudah dipotong oleh enzim furin yang dibuat oleh sel manusia.