Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Kehidupan di China yang Mulai Kembali Normal Setelah Wabah Virus Corona...

Kompas.com - 16/03/2020, 07:20 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Namun, pada tahun ini, karena wabah virus corona, apa yang dirasakan Wu berbeda.

Baca juga: Kenali, Ini Gejala Awal Terinfeksi Virus Corona dari Hari ke Hari

Hampir 60 juta orang dikarantina pada akhir Januari 2020 karena penyebaran virus corona yang menyebabkan Covid-19.

Akibat karantina itu, Wu dan teman-temannya terjebak di Yunnan.

Mereka menelepon pihak berwenang setempat dan meminta izin untuk kembali ke Hubei mulai 1 Maret 2020.

"Kami melakukan panggilan setiap hari, hingga pejabat lokal tidak (ingin) menjawab telepon, mereka saat tahu itu nomor kami," ujar Wu.

Tak lama setelah itu, akhirnya permintaan tersebut disetujui.

Wu dan beberapa temannya diizinkan kembali ke Hubei pada Senin (16/3/2020). Ia dibekali dengan sertifikat kesehatan dari Yunnan dan surat penerimaan yang diberikan oleh pihak berwenang di Hubei.

Saat kembali, Wu membawa truk bermuatan lebih dari 150 sarang lebah.

"Saya merasa lebih baik. Akhirnya, saya kembali ke rumah," ujar dia.

Namun, penundaan kembali ini menelan biaya sekitar 30.000 yuan atau sekitar Rp 62.699.836 (kurs Rp 1 setara dengan 2.089 yuan).

Sebab, sepersepuluh lebahnya diracun dengan pestisida.

Baca juga: Wabah Virus Corona, Bagaimana Kelanjutan Pelaksanaan Tes SKB CPNS?

Kisah imigran di Guangzhou

Cerita lainnya, seorang pekerja imigran di Guangzhou, China, Wang Faji (26), naik bus dari kota asalnya di Guizhou, Rabu (11/3/2020).

Wang telah bekerja jauh dari desanya selama empat tahun terakhir, dan kembali untuk liburan pada Tahun Baru Imlek. Biasanya, ia kembali bekerja setelah Festival Lentera berakhir.

Sama seperti Wi, tahun ini Wang harus tinggal di rumah selama satu bulan tanpa penghasilan dan bonus bekerja sebagai imbas virus corona di China.

Selama masa sulit itu, Wang hanya melakukan dua hal, yakni mencari informasi tentang pekerjaan di Guangzhou, dan tindakan karantina di kota asalnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com