Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Hari Dikira Pneumonia, Seorang Pengacara di New York Positif Virus Corona

Kompas.com - 13/03/2020, 12:58 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Intubasi sendiri adalah memasukkan tabung plastik ke tenggorokan pasien.

Tindakan penanganan khusus

Saat kondisinya semakin parah Garbuz akhirnya dipindahkan ke Pusat Medis Universitas New York-Presbyterian tanpa tindakan penanganan khusus.

Dua hari kemudian setelah dipindahkan, Gubernur Andrew M Cuomo mengumumkan bahwa seorang pria dari Westchester County yang telah berada di Rumah Sakit Lawrence positif virus corona.

Saat ia dipindah-pindahkan tersebut ia berkontak dengan lebih banyak staf maupun pasien lain.

Seorang pegawai mengatakan, seandainya Garbuz diketahui positif sejak awal tentunya ia akan ditempatkan di ruang isolasi segera.

Sayangnya, sejauh yang diketahui para staf, Garbuz datang hanya sebagai pasien biasa.

Baca juga: Iran Klaim Temukan Obat Virus Corona, Mampu Turunkan Gejala dalam 48 Jam

Kehawatiran penyebaran kasus

Usai kasus positif tersebut, dilakukan pelacakan lanjutan dan didapati delapan pekerja yang diuji satu orang dinyatakan positif pekan lalu.

Beberapa orang lalu dikarantina termasuk dokter yang merawat.

"Para karyawan dan perawat lain yang merawat pasien telah diidentifikasi, dan langkah-langkah tindak lanjut, isolasi, pemantauan dan pengujian sesuai kebutuhan, sedang berlangsung," kata Kate Spaziani, juru bicara rumah sakit.

Proses pemasangan ventilator dikhawatirkan beberapa ahli memiliki proses risiko menularkan virus ke petugas kesehatan.

Akan tetapi, Juru Bicara Rumah Sakit menolak mengatakan apakah staf saat memasang alat tersebut ketika itu mengenakan pelindung yang memadai.

Baca juga: Update Virus Corona di Belahan Dunia: 131.627 Kasus, 4.940 Meninggal, 68.529 Sembuh

Kepala ahli epidemiologi untuk NYU Langone Health System, Michael Phillips mengatakan dalam sebuah wawancara baru-baru ini bahwa dirinya yakin ada kelalaian yang terjadi terkait dengan tak terdeteksinya kasus Garbuz.

Howard Markel, seorang Profesor Sejarah Kedokteran di Universitas Michigan mengatakan, dokter seharusnya mempertimbangkan pasien-pasien yang datang dengan gejala pernapasan untuk dicurigai sebagai pasien dengan virus corona.

"Saya pikir Anda harus mencurigai penyakit ini sampai dibuktikan sebaliknya," kata dia.

Garbuz sendiri selama sakit telah dikunjungi banyak orang.

Kini setidaknya tiga orang keluarganya juga dinyatakan positif virus. Begitu juga tetangganya yang mengantar ia ke rumah sakit.

 Baca juga: Antisipasi Penyebaran Corona, Singapura Lacak 95 Warganya yang Ikuti Tabligh Akbar di Malaysia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

8 Suplemen untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh

8 Suplemen untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh

Tren
Profil Sadiq Khan, Anak Imigran Pakistan yang Sukses Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Profil Sadiq Khan, Anak Imigran Pakistan yang Sukses Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Tren
Bukan Cuma Olahraga, Lakukan 3 Gerakan Ini untuk Jaga Kesehatan

Bukan Cuma Olahraga, Lakukan 3 Gerakan Ini untuk Jaga Kesehatan

Tren
Apa yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Kopi Sebelum Makan?

Apa yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Kopi Sebelum Makan?

Tren
Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN]  Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

Tren
PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

Tren
Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Tren
Cara Menyewa Kereta Api Luar Biasa untuk Perjalanan Wisata

Cara Menyewa Kereta Api Luar Biasa untuk Perjalanan Wisata

Tren
Kemendagri Pastikan PNS di Lubuklinggau yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia Sudah Kembali Jadi WNI

Kemendagri Pastikan PNS di Lubuklinggau yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia Sudah Kembali Jadi WNI

Tren
Ramai soal Milky Way di Langit Indonesia, Simak Waktu Terbaik untuk Menyaksikannya

Ramai soal Milky Way di Langit Indonesia, Simak Waktu Terbaik untuk Menyaksikannya

Tren
Seorang Suami di Cianjur Tak Tahu Istrinya Laki-laki, Begini Awal Mula Perkenalan Keduanya

Seorang Suami di Cianjur Tak Tahu Istrinya Laki-laki, Begini Awal Mula Perkenalan Keduanya

Tren
Cara Menghapus Semua Postingan Facebook, Mudah Bisa lewat HP

Cara Menghapus Semua Postingan Facebook, Mudah Bisa lewat HP

Tren
Dampak Pemasangan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, 21 Kereta Berhenti di Jatinegara hingga 30 November 2024

Dampak Pemasangan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, 21 Kereta Berhenti di Jatinegara hingga 30 November 2024

Tren
Mengenal Mepamit dan Dharma Suaka, Upacara Jelang Pernikahan yang Dilakukan Rizky Febian-Mahalini

Mengenal Mepamit dan Dharma Suaka, Upacara Jelang Pernikahan yang Dilakukan Rizky Febian-Mahalini

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com