Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wisnu Nugroho
Pemimpin Redaksi Kompas.com

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

Editor's Letter untuk Virus Corona di Depok, Banjir Jakarta dan Mbah Diro

Kompas.com - 02/03/2020, 08:23 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Apa kabarmu di awal bulan ketiga tahun 2020 ini?

Tanpa terasa, Maret sudah kita masuki dan kita masih berkutat dengan kecemasan karena meluasnya virus corona covid-19 sejak pertama kali ditemukan kasusnya di Wuhan, China pada Desember 2019. 

Sepekan terakhir, 34 negara mengonfirmasi ditemukannya kasus positif virus corona. Hal ini menambah panjang daftar negara yang terinfeksi virus yang vaksinnya belum ditemukan ini menjadi 64 negara.

Hingga Minggu (1/3/2020) siang, jumlah kasus yang telah terkonfirmasi adalah sebanyak 86.986 dengan 2.979 kematian dan 42.294 pasien yang sembuh. 

Dengan pernyataan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Senin (2/3/2020) tentang dua orang Indonesia yang positif terinfeksi virus corona, daftar negara itu bertambah panjang. Keduanya saat ini ditangani intensif di Rumah Sakit Pusat Infeksi Sulianti Saroso di Jakarta Utara.

Dua orang yang terinfeksi itu adalah seorang ibu (64) dan putrinya (31) yang tinggal di Depok, Jawa Barat. Keduanya terinfeksi virus corona setelah berkontak langsung dengan warga negara Jepang yang terinfeksi lebih dahulu.

Jokowi memberi keterangan didampingi Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Rumah dua warga Depok yang terinfeksi virus corona sudah diisolasi untuk mencegah meluasnya sebaran virus. 

Dengan konfirmasi ini, kewaspadaan kita hendaknya tetap tinggi untuk mencegah tertular virus ini. Kerap cuci tangan dan menerapkan etika saat batuk adalah hal mudah yang bisa kamu lakukan. 

Kamu jangan ikut-ikutan panik mencari masker jika tidak sakit dan beresiko tinggi tertular virus. Kalau kita sehat dan memakai masker, kita justru beresiko keracunan karbon dioksida. Waspada karena cemas boleh, tetapi jangan panik ya.

Karena panik, banyak orang mencari masker. Harga masker menjadi tidak masuk akal dan memunculkan kejahatan produksi masker "palsu". Polisi kemudian menggerebek pabrik masker palsu ini di Cilincing, Jakarta, minggu lalu.

Hoaks Paus Fransiskus

Untuk virus corona, yang kerap membuat panik adalah berita tidak benar tentangnya. Minggu lalu tersebar kabar tanpa sumber kredibel perihal Paus Fransiskus yang positif terinfeksi virus corona. Media arus utama ikut menyebarkan lantas meminta maaf karena lalai.  

Setelah ditelusuri, berita Paus Fransiskus positif terinfeksi virus corona adalah hoaks. Benar bahwa Paus demam dan terganggu kesehatannya, tetapi bukan karena virus corona. Minggu pagi, Paus yang kocak dan membumi berusia 84 tahun ini muncul ke publik.

Terait virus ini, ada fakta baru menyebutkan bahwa awal mula virus corona bukan dari pasar seafood di Wuhan, China. Sebelum virus ini menyebar di pasar ini awal 8 Desember 2019 dan 6 Januari 2020, diperkirakan virus sudah menyebar di tempat lain pada November 2019.

Para peneliti sedang menggencarkan penelitiannya untuk mengungkap virus ini berikut pencarian vaksinnya. Begitu vaksin ditemukan, kepanikan akan surut. Ujicoba vaksin ini akan dilakukan pada April mendatang. Semoga kabar baik menghampiri kita. Amin.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com