KOMPAS.com - Ranu Manduro. Nama Ranu Manduro tiba-tiba menjadi perhatian setelah sebuah video viral di media sosial pada awal pekan lalu.
Dalam video yang beredar, terlihat pemandangan di Ranu Manduro, Mojokerto, Jawa Timur, yang disebut seperti di New Zealand.
Sejumlah video beredar, salah satunya dibagikan pemilik akun Instagram @Adoel_Sohib.
Dalam unggahannya, @Adoel_Sohib menuliskan "Mirip” #NewZealand ya ?."
Mirip” #NewZealand ya ? #Mojokerto #ngoro #ranumanduro #ChineseNewYear #wonderfulindonesia #PesonaIndonesia pic.twitter.com/jDgNkzM8rn
— AdoeL Sohib (@Adoel_Sohib) February 25, 2020
Sementara, video lainnya yang menunjukkan pemandangan Ranu Manduro yang diunggah oleh akun lain turut mempopulerkan wilayah ini dengan kata-kata "Feeling Good". Banyak yang kemudian mengunjungi Ranu Manduro, merekam video, dan menyematkan kata "Feeling Good".
Mojokerto east java.
— Merapi News (@merapi_news) February 25, 2020
Amazing landscape????? pic.twitter.com/mBV1UxXTJK |@FanaticsMJK
Setelah viral, Ranu Manduro semakin ramai dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah.
Bahkan, pada akhir pekan kemarin, terjadi kemacetan parah karena banyaknya kendaraan yang membawa pengunjung ke sana.
Baca juga: Ramai soal Sampah di Ranu Manduro, Mengapa Orang Indonesia Suka Nyampah Sembarangan?
Situasi padatnya kawasan Ranu Manduro pun banyak dibagikan warganet.
Lur feeling good jancuk saiki wes dadi feeling bad mergo viral pic.twitter.com/MbCWswhqHu
— jawafess (@jawafess) March 1, 2020
Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Mojokerto, Amat Susilo, saat dihubungi Kompas.com, mengatakan, Ranu Manduro tidak dikelola secara resmi oleh Pemerintah Daerah Mojokerto.
Menurut dia, Ranu Manduro merupakan kawasan pertambangan aktif, bukan tempat wisata.
"Itu wilayah pertambangan aktif, tidak resmi (tempat wisata). Dulu izinnya untuk pertambangan, bukan untuk tempat wisata," kata Susilo saat dihubungi Kompas.com, Minggu (1/3/2020) malam.
Lokasi Ranu Manduro sendiri terletak di Desa Manduro Manggung Gajah Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Susilo mengaku tak tahu persis berapa lama tempat tersebut ditinggalkan sejak terakhir kali digunakan.
"Ya sudah lama. Cuma tahunya belakangan ini karena musim hujan tumbuh rerumputan. Kalau musim kemarau ya kering dan gersang, karena enggak ada sumber air," papar dia.
Meski demikian, kata Susilo, pihaknya tidak mempermasalahkan apabila Ranu Manduro tersebut digunakan untuk tempat wisata yang dikelola desa setempat.