KOMPAS.com - Kasus virus corona Covid-19 terus mengalami lonjakan peningkatan secara global.
Hingga Minggu (1/3/2020) siang, jumlah kasus yang telah terkonfirmasi di seluruh dunia mencapai 86.986 dengan 2.979 kematian dan 42.294 pasien yang sembuh.
Meskipun terus mengalami peningkatan, optimisme masih ditunjukkan oleh sejumlah pihak.
Menteri luar negeri Asia Tenggara pun saling "bergandeng tangan" dengan China dan mendeklarasikan keinginannya untuk "tetap kuat".
Namun demikian, para ahli kesehatan sangat skeptis dengan jumlah kasus yang dilaporkan oleh negara-negara tetangga China di Asia.
Melansir Time, para ahli meyakini bahwa infeksi mematikan ini telah menyebar tanpa terdeteksi di sebagian besar wilayah Asia Tenggara.
Di luar daratan China, kasus terbanyak terjadi di Korea Selatan, yaitu sebanyak 3.526. Kini, virus ini telah menyebar di 64 negara di dunia.
Akan tetapi, penyakit menular ini tidak dikonfirmasi di Myanmar atau Laos, yang berbatasan dengan China, termasuk juga Brunei Darussalam, Timor Timur, dan Indonesia.
Negara tersebut juga memiliki penerbangan langsung dan setiap hari ke pusat wabah virus corona, yaitu Wuhan, China.
Di Kamboja, salah satu negara yang sangat berhubungan dengan China, Perdana Menteri Hun Sen menegaskan bahwa pihaknya tidak akan memotong perjalanan udara, di luar penangguhan enam penerbangan mingguan dari Wuhan.
Baca juga: Wabah Virus Corona: NASA Laporkan Penurunan Drastis Polusi di China
Ia juga menolak untuk mengevakuasi warga negaranya yang tertahan di Wuhan seperti yang dilakukan negara-negara lain.
Hun Sen pun mendapat pujian ketika ia terbang ke China di awal bulan ini.
"Teman yang ada saat dibutuhkan adalah teman sejati," tulis Hun Sen dalam laman Facebook resminya.
Namun, sikap penolakan keras dari Hun Sen terhadap risiko penyakit telah meningkatkan ketakutan di Kamboja, sebuah titik wisata dengan sumberdaya kesehatan terbatas, akan menjadi vektor transmisi lainnya.
"Biaya yang dibayar dari keputusannya adalah kesehatan warganya. Kamboja telah menjadi jaringan terlemah: sebuah negara dengan layanan kesehatan buruk, ketahanan penyakit buruk, hingga kasus-kasus tidak tercatat lainnya," kata Ahli Politik Kamboja di Occidental College of California, Sophal Ear.
Baca juga: Virus Corona Menginfeksi 86.986 Orang, Siapa yang Paling Berisiko?