KOMPAS.com - Virus corona menyebar dengan sangat cepat. Sejak pertama kali ditemukan akhir tahun lalu, virus Covid-19 telah meluas ke lebih dari 60 negara.
Virus corona yang awalnya ditemukan di Wuhan, Hubei, China ini telah menewaskan lebih dari 2.900 orang.
Berdasarkan penelitian terbaru, melansir BBC, para peneliti memperkirakan antara 5-40 kasus virus corona dalam 1.000 kasus akan berakibat kematian. Perkiraan terbaiknya, 9 kasus dari 1.000 kasus atau sekitar satu persen menyebabkan kematian.
Namun, hal ini juga bergantung pada sejumlah faktor seperti usia, jenis kelamin dan kesehatan umum, serta sistem kesehatan di tempat seseorang berada.
Para peniliti mengakui, menghitung kasus ini rumit.
Sebagian besar kasus virus tak terhitung karena orang dengan gejala ringan cenderung tidak mengunjungi dokter atau pusat kesehatan.
Perbedaan tingkat kematian yang dilaporkan di seluruh dunia tidak mungkin disebabkan oleh versi virus yang berbeda.
Baca juga: Virus Corona, Perlambatan Ekonomi dan Penurunan Polusi Udara China...
Berdasarkan penelitian dari Imperial College, hal ini karena setiap negara bisa lebih baik atau lebih buruk dalam menemukan kasus ringan terkait corona.
Hal inilah yang membuat perhitungan kasus menjadi lebih sulit.
Ketika menyimpulkan angka kematian, para ilmuwan menggabungkan bukti individual untuk mendapatkan data yang valid.
Contohnya, mereka memperkirakan proporsi kasus dengan gejala ringan dari kelompok kecil dan orang-orang tertentu yang dipantau dengan sangat ketat seperti orang-orang dalam penerbangan yang dipulangkan.
Tetapi, jawaban yang sedikit berbeda dari bukti tersebut akan menambah perubahan besar dalam gambaran secara keseluruhan.
Jika hanya menggunakan data dari Hubei yang tingkat kematiannya jauh lebih tinggi dibandingkan tempat lain di China, maka angka kematian keseluruhan akan terlihat jauh lebih buruk.
Oleh karena itu, para ilmuwan memberikan kisaran serta perkiraan terbaik untuk saat ini.
Siapa paling berisiko karena corona?