Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Infeksi Meluas, Wakil Presiden Iran Masoumeh Ebtekar Positif Corona

Kompas.com - 28/02/2020, 10:08 WIB
Mela Arnani,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Virus corona menyebar lebih cepat di Eropa, Timur Tengah, dan bagian lain di dunia dibandingkan di China yang merupakan tempat pertama kalinya virus ditemukan pada akhir tahun lalu.

Jumlah infeksi baru di China pertama kalinya disusul oleh kasus baru di tempat lain, dengan Italia, Iran, dan Korea Selatan muncul sebagai hotspot baru untuk virus corona jenis baru yang diberi nama Covid-19.

Terbaru, Wakil Presiden Iran untuk urusan wanita dan keluarga Masoumeh Ebtekar telah didagnosis terpapar virus corona.

Baca juga: Kasus Pertama, Seekor Anjing di Hong Kong Positif Virus Corona

Ebtekar merupakan satu di antara 254 orang yang terinfeksi virus corona di Iran.

Iran menjadi negara dengan kasus kematian terbanyak di luar China.

Hingga Jumat (28/2/2020) pukul 09.30, virus corona telah menewaskan 26 orang di Iran.

Iran telah melarang warga China memasuki wilayahnya.

Selain itu, shalat Jumat di Teheran dan tempat lain di negara tersebut juga telah dibatalkan.

Langkah diambil sebagai tanggapan terhadap lonjakan drastis kasus virus corona.

Baca juga: Kasus Virus Corona di Iran Terus Bertambah, Bagaimana Kondisi WNI?

Juru bicara Kementerian Kesehatan Iran Kianush Jahanpur menuturkan adanya rencana memberlakukan pembatasan di beberapa situs suci muslim, namun sebelum rencana ini terlaksana memerlukan persetujuan presiden.

Ebtekar lebih dikenal secara internasional karena andilnya dalam pembebasan puluhan sandera di Kedutaan Besar AS di Teheran pada krisis sandera Iran 1979.

Ia merupakan juru bicara bahasa Inggris yang dikenal sebagai "Mary" selama krisis penyanderaan Iran, saat mahasiswa menyerbu dan menduduki Kedutaan Besar AS di Teheran.

Krisis sandera dimulai pada November 1979 selama Revolusi Islam.

Awalnya, sebanyak 66 sandera Amerika diambil, namun jumlah tersebut menyusut hingga 52 pada Juli 1980 saat sandera dibebaskan karena berbagai alasan.

Krisis ini berlangsung selama 444 hari dan berakhir pada 20 Januari 1981.

Sejauh ini, sebanyak 83.342 kasus terkonfirmasi positif terjangkit virus corona COVID-19.

Virus corona telah menyebabkan 2.858 nyawa melayang dan menyebar di 50 negara.

Baca juga: Update Terkini Virus Corona, Menginfeksi 50 Negara, 83.265 Kasus dan 2.858 Orang Meninggal

Baca juga: Tembus 44 Negara, Bagaimana Sebenarnya Virus Corona Menyebar?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Kronologi dan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis | Peluang Indonesia vs Guinea

[POPULER TREN] Kronologi dan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis | Peluang Indonesia vs Guinea

Tren
5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com