Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah di Tengah Virus Corona, Terinfeksi hingga Disebut 'Momen Chernobyl'

Kompas.com - 17/02/2020, 05:45 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

Bantuan datang terlambat

Para jurnalis dan teman-teman pun kemudian mencarikan rumah sakit di mana peralatan uji tersedia. 

Melihat foto dan video dari kakeknya yang telah dibawa ke rumah sakit setelahnya, Liu merasa lega. Namun, kakeknya meninggal sebelum diagnosis diperoleh. Tubuh kakeknya pun segera dikremasi setelah upacara singkat. 

Keluarga tidak diperbolehkan untuk datang atau mengumpulkan abu dari tubuh kakeknya. 

Sementara, ayah Liu telah berada di rumah sakit sejak 29 Januari lalu. 

Mengutip The Guardian, dokter mengatakan bahwa ayah Liu sangat ceria. Ia memberitahu bahwa ayah Liu akan membaik dalam waktu paling lama tiga minggu. 

Akan tetapi, tiba-tiba kondisinya menurun secara drastis. Tidak lama setelahnya, paru-parunya berhenti bekerja. Ayahnya harus menggunakan alat bantu untuk memompa dan mengalirkan oksigen ke darahnya. 
Baca juga: Cegah Virus Corona, Kebaktian di Beberapa Gereja Singapura Dilakukan Online

Liu berharap ayahnya dapat segera sembuh dan dapat ia ajak jalan-jalan ke Eropa untuk berasantai. 

Ibunya yang sendiri di rumah, dibawa untuk tinggal bersama saudara perempuannya. Ibu Liu sering menangis. 

Liu sendiri tidak dapat fokus pada studinya. Ia ingin pergi menemui keluarganya, tetapi ibu Liu mengatakan bahwa kondisi di sana tidak aman. 

Liu masih mengingat kakeknya dengan jelas.

"Saya tidak akan pernah melupakan alasan kakek meninggal. Saya tidak akan lupa tawanya. Saya selalu berdoa untuk kakek," tulis Liu saat kakeknya meninggal

'Momen Chernobyl'

Seorang spesialis politik China di University of California, Victor Shih, menyebut situasi ini sebagai 'momen Chernobyl'.

"Banyak orang kehilangan kepercayaan dan melihat ketidakmampuan pemimpin pada pemerintah China saat ini. Jika ini masalahnya, efektivitas kebijakan pemerintah akan menurun. Namun, hanya waktu yang dapat menjawabnya," ungkap Victor.

Baca juga: WNI di Singapura Tak Terlalu Khawatir di Tengah Wabah Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com