Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Cara Singapura Menangani Penyebaran Virus Corona...

Kompas.com - 14/02/2020, 18:05 WIB
Mela Arnani,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

"Kami sangat sadar bahwa kami memang ekonomi terbuka, kami adalah pusat perjalanan internasional," ujar Wong.

"Jadi kami melakukan semua yang kami bisa untuk menahan penyebaran itu. Kami mengeluarkan informasi secara sangat transparan dan kami terus bekerja dengan semua otoritas kesehatan di luar negeri," lanjut dia.

Baca juga: Memahami Kenaikan Status Singapura Menjadi Oranye untuk Virus Corona...

Langkah yang diambil Singapura

Singapura meningkatkan respons virus corona dengan mengambil langkah-langkah ekstrem.

Negara ini memahami implikasi penyebaran di kota berpenduduk padat.

Memang, 8 dari 50 kasus yang dilaporkan sejauh ini tidak mempunyai hubungan yang dikenal dengan kelompok yang telah melakukan kontak dengan wisatawan China dari Wuhan.

Ini menjadi perhatian, karena berarti menghubungkan kasus di luar sana belum bisa menularkan penyakit kepada orang lain.

Itulah mengapa Singapura menerapkan mekanisme pelacakan kontak yang sangat canggih, untuk memburu setiap kontak yang diketahui dari mereka yang terinfeksi sehingga dapat dikarantina atau dipantau.

Singapura menutup perbatasannya dengan China, juga telah memberlakukan cuti 14 hari bagi warga negara RRC yang kembali dari daratan China, yang merupakan penduduk tetap atau memiliki izin kerja.

Ini mempunyai pendekatan tanpa toleransi terhadap pelanggaran tindakan apapun yang sudah dilakukan dan ini merupakan kenyamanan bagi banyak orang di Singapura.

Karyawan yang tertangkap melanggar peraturan isolasi ini, izin kerja akan dicabut dan dilarang bekerja di Singapura secara permanen.

Sementara, majikan mereka dilarang mempekerjakan orang asing selama dua tahun.

Singapura juga mendistribusikan masker ke lebih dari satu juta rumah tangga dan telah memulai grup WhatsApp yang dikelola pemerintah, di mana menyediakan pembaruan harian kepada pelanggan tentang jumlah yang terinfeksi corona.

Baca juga: Kabar WN China Terinfeksi, Dinkes Bali Pastikan Tak Ada Kasus Positif Corona

Pelajaran dari SARS

Alasan utama Singapura dapat bergerak cepat dan cepat untuk melawan coronavirus pelajaran dari kasus SARS (sindrom pernapasan akut yang parah) pada 2002-2003 silam.

"Anda akan melihat kolega suatu hari saat makan siang, dan kemudian beberapa hari kemudian, Anda akan mendengar bahwa mereka berada di ICU, atau lebih buruk (yaitu) meninggal," kata Dr Leong Hoe Nam, seorang spesialis penyakit menular.

Sebagai orang yang selamat dari SARS, ia berada di garis depan merawat orang-orang yang menderita penyakit itu dalam periode yang disebut-sebut membuat orang-orang Singapura terluka dan trauma.

"Kami adalah negara yang sangat rentan, sangat kecil dan terhubung dengan baik," kata Dr Leong.

"Suatu hari Anda mungkin mengidap penyakit di China, atau di mana pun di dunia. Pada menit berikutnya itu bisa terjadi di Singapura. Pengendalian sebenarnya tidak realistis, saya tidak berpikir China akan dapat mengendalikannya," lanjut dia.

Singapura tidak punya pilihan selain bersikap ekstra waspada dan transparan dalam memerangi penyakit mematikan ini.

Metode pengurungannya yang ketat berhasil membasmi SARS, tetapi dalam 10 tahun terakhir Singapura telah menjadi lebih terintegrasi ke dalam ekonomi global, serta lebih dekat dengan China.

Sehingga, kali ini taruhannya jauh lebih tinggi.

Baca juga: Menilik NYIA, Bandara Pertama yang Diklaim Tahan Gempa dan Tsunami

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pukul Anjing K9 untuk Didisiplinkan, Bolehkah?

Pukul Anjing K9 untuk Didisiplinkan, Bolehkah?

Tren
Masa Unduh Sertifikat UTBK-SNBT Dipercepat Jadi 13 Juni 2024, Ini Cara Melihatnya

Masa Unduh Sertifikat UTBK-SNBT Dipercepat Jadi 13 Juni 2024, Ini Cara Melihatnya

Tren
Ramai soal Penggemar Ikuti Pemain Timnas karena FOMO, Apa Dampaknya?

Ramai soal Penggemar Ikuti Pemain Timnas karena FOMO, Apa Dampaknya?

Tren
Diikuti 6 Kandidat, Bagaimana Sistem Pemilihan Presiden Iran Digelar?

Diikuti 6 Kandidat, Bagaimana Sistem Pemilihan Presiden Iran Digelar?

Tren
Daftar Kode Rahasia Meteran Listrik PLN, Bisa Cek Kebocoran Arus hingga Periksa Daya

Daftar Kode Rahasia Meteran Listrik PLN, Bisa Cek Kebocoran Arus hingga Periksa Daya

Tren
Daftar Ormas Keagamaan yang Tolak Izin Tambang dari Jokowi

Daftar Ormas Keagamaan yang Tolak Izin Tambang dari Jokowi

Tren
Profil Simon Aloysius Mantiri, Wakil Bendahara TKN Prabowo-Gibran yang Jadi Komisaris Utama Pertamina

Profil Simon Aloysius Mantiri, Wakil Bendahara TKN Prabowo-Gibran yang Jadi Komisaris Utama Pertamina

Tren
Tak Kunjung Hilang, Benarkah Pemberantasan Judi Online di Indonesia Sulit Dilakukan?

Tak Kunjung Hilang, Benarkah Pemberantasan Judi Online di Indonesia Sulit Dilakukan?

Tren
Bukan Sepanjang Bulu Sikat, Ini Takaran Pasta Gigi untuk Cegah Gigi Berlubang

Bukan Sepanjang Bulu Sikat, Ini Takaran Pasta Gigi untuk Cegah Gigi Berlubang

Tren
Tak Banyak yang Tahu Vitamin F, Berikut Beragam Manfaatnya

Tak Banyak yang Tahu Vitamin F, Berikut Beragam Manfaatnya

Tren
Jadwal Siaran Langsung dan Link Live Streaming Indonesia Vs Filipina, Kick Off Pukul 19.30 WIB

Jadwal Siaran Langsung dan Link Live Streaming Indonesia Vs Filipina, Kick Off Pukul 19.30 WIB

Tren
Minum Apa biar Asam Urat Turun? Berikut 5 Daftarnya

Minum Apa biar Asam Urat Turun? Berikut 5 Daftarnya

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Penjelasan BKN soal Jadwal Seleksi CPNS 2024 | 5 Fakta Polwan Bakar Suami di Mojokerto

[POPULER TREN] Penjelasan BKN soal Jadwal Seleksi CPNS 2024 | 5 Fakta Polwan Bakar Suami di Mojokerto

Tren
Mengapa Telapak Kaki Sakit Saat Jalan Kaki? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Mengapa Telapak Kaki Sakit Saat Jalan Kaki? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com