Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Terbaru Virus Corona: 1.013 Orang Meninggal Dunia, 42.763 Orang Terinfeksi

Kompas.com - 11/02/2020, 07:10 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jumlah kematian akibat virus corona telah mencapai angka lebih dari 1.000 orang di seluruh dunia.

Melansir CNN, otoritas kesehatan Hubei, China, melaporkan data terbaru bahwa 1.013 orang meninggal dunia karena virus corona di Provinsi Hubei pada Senin (10/2/2020).

Laporan baru kasus ini meningkatkan jumlah kematian total di pusat epidemi ini menjadi sebanyak 974 kasus.

Kondisi tersebut membuat jumlah kematian total di daratan China setidaknya mencapai 1.011 kasus.

Sementara itu, secara global, total 1.013 orang meninggal dunia, termasuk satu kasus kematian di Hong Kong dan satu kasus kematian di Filipina.

Baca juga: Pernyataan Ahli Harvard, WHO hingga Kemenkes soal Indonesia Negatif Virus Corona

Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh John Hopkins University, kasus kematian ini terjadi di wilayah-wilayah berikut:

  • 974 kasus kematian di Hubei
  • 7 kasus kematian di Heilongjiang
  • 6 kasus kematian di Henan
  • 3 kasus kematian di Anhui
  • 3 kasus kematian di Hainan
  • 2 kasus kematian di Gansu
  • 2 kasus kematian di Beijing
  • 2 kasus kematian di Hebei
  • 2 kasus kematian di Chongqing
  • 1 kasus kematian di Guizhou
  • 1 kasus kematian di Sichuan
  • 1 kasus kematian di Jilin
  • 1 kasus kematian di Hunan
  • 1 kasus kematian di Shandong
  • 1 kasus kematian di Guangdong
  • 1 kasus kematian di Shanghai
  • 1 kasus kematian di Guangxi
  • 1 kasus kematian di Tianjin
  • 1 kasus kematian di Jiangxi
  • 1 kasus kematian di Hong Kong
  • 1 kasus kematian di Filipina

Otoritas Hubei mengonfirmasi tambahan kasus baru sebanyak 2.097 infeksi virus di Hubei pada Senin (10/2/2020).

Tambahan ini membuat jumlah total kasus infeksi virus corona di wilayah tersebut meningkat menjadi sebanyak 31.728 kasus.

Baca juga: 136 Kasus Virus Corona, Begini Aktivitas Penumpang Kapal Pesiar Selama Satu Minggu Karantina

Lebih dari 25.000 pasien telah dibawa ke rumah sakit di Hubei, termasuk 1.298 di antaranya yang berada dalam kondisi kritis.

Dari jumlah tersebut, sebanyak lebih dari 2.000 pasien telah disembuhkan dan keluar dari rumah sakit.

Di luar China, lebih dari 300 kasus telah dikonfirmasi, termasuk 12 kasus di Amerika Serikat.

Pihak berwenang dari kesehatan publik telah memperingatkan bahwa kondisi ini mungkin seperti "ujung gunung es" setelah mereka mempelajari betapa mudahnya virus corona baru ini menyebar.

Puluhan kasus baru dikonfirmasi kembali pada Senin (10/2/2020) di sebuah kapal pesiar yang telah dikarantina di Yokohama, Jepang, termasuk para warga negara Amerika di dalamnya.

Jumlah penumpang yang sudah dipindahkan atau dikeluarkan dari kapal yang bernama Diamond Princess ini untuk diberi perawatan di rumah sakit Jepang adalah sebanyak 135 orang.

Baca juga: [POPULER TREN] Risiko dan Kerugian akibat Corona | Update SKD CPNS

Penumpang-penumpang yang dipindahkan ini termasuk 23 penumpang Amerika, 11 di antaranya masuk ke dalam 65 kasus baru yang terkonfirmasi pada Senin (10/2/2020).

Sementara itu, sebagian besar dari 5.711 penumpang dan awak masih berada di bawah perintah isolasi kapal.

Berdasarkan data real time yang dikumpulkan oleh John Hopkins University, total kasus virus corona yang terkonfirmasi di seluruh dunia adalah sebanyak 42.763 kasus dengan 3,946 kasus pasien yang sembuh.

Infeksi virus corona ini telah terkonfirmasi di lebih dari 25 negara.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Beda Virus Corona Wuhan, SARS, dan MERS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

6 Tanda yang Menunjukkan Seseorang Cerdas Tanpa Berbicara

6 Tanda yang Menunjukkan Seseorang Cerdas Tanpa Berbicara

Tren
Badai Matahari Besar Picu Kemunculan Aurora di Inggris sampai AS, Apa Dampaknya?

Badai Matahari Besar Picu Kemunculan Aurora di Inggris sampai AS, Apa Dampaknya?

Tren
Mengenal Kondisi Thalasemia, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Mengenal Kondisi Thalasemia, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Tren
Media Asing Ramai-ramai Soroti Rasisme Oknum Suporter Indonesia ke Guinea

Media Asing Ramai-ramai Soroti Rasisme Oknum Suporter Indonesia ke Guinea

Tren
Pajak Makanan Dibayar Restoran atau Pembeli? Ini Penjelasan Ekonom

Pajak Makanan Dibayar Restoran atau Pembeli? Ini Penjelasan Ekonom

Tren
Alasan Komisi X soal Anggota DPR Dapat Kuota KIP Kuliah

Alasan Komisi X soal Anggota DPR Dapat Kuota KIP Kuliah

Tren
Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Tren
Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Tren
Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Tren
Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Tren
Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

Tren
Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com