Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Sunda Empire hingga King of The King, Roy Suryo: Cuma Wayang

Kompas.com - 29/01/2020, 12:31 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Pemberitaan Kompas.com pada (28/01/2020) sendiri menyebutkan polisi telah menetapkan tiga petinggi Sunda Empire sebagai tersangka lantaran dinilai secara sengaja telah menerbitkan keonaran dan menyebarkan berita bohong.

Belajar dari Kasus munculnya kerajaan-kerajaan baru maupun klaim-klaim tentang dana Swiss Roy Suryo mengingatkan, hal ini bisa menjadi pekerjaan rumah pemerintah untuk meningkatkan literasi masyarakat.

“Masyarakat perlu ditingkatkan literasinya soal dana bank Swiss kemudian rekening jelasnya secara apa? Kok sampai mudahnya orang mengatakan bank di Swiss,” kata dia.

Namun di sisi lain, Roy mengingatkan bisa jadi klaim semacam dana di Bank Swiss tersebut adalah sebuah sindiran.

“Ini kan jadi sarkatis orang bisa mencairkan uang sampai ribuan triliun untuk membayar kita,” tuturnya.

Menurut Roy, sudah seharusnya masyarakat membantu aparat maupun pemerintah untuk mengusut hal-hal semacam ini.

Pihaknya  mengapresiasi langkah-langkah kepolisian yang sudah menangani pada kasus Sunda Empire maupun KAS.

“Orang-orang begini harus ditersangkakan karena ujung-ujungnya bisa mengarah ke penipuan,” imbuh dia.

Baca juga: Ketika Pangeran Harry dan Meghan Markle Memutuskan Mundur dari Kerajaan...

Dongeng lama

Berdasarkan penelusuran Kompas.com, kemunculan kerajaan baru maupun berbagai dongeng seputar bank Swiss bukanlah hal yang baru.

Sebelum heboh KAS, Sunda Empire hingga King of The King pernah muncul pula beberapa kerajaan lain di antaranya adalah Kerajaan Ubur-Ubur tahun 2018.

Di tahun itu, pernah terdapat pula UN Swissindo yang mana pemimpinnya akhirnya ditangkap.

UN Swissindo, bukanlah kerajaan, akan tetapi kelompok dengan pola mirip. Memiliki pemimpin dan pengikut.

Mirip dengan King of The King, UN Swissindo ketika itu mengklaim mampu menghapus utang lantaran mengklaim memiliki harta di Bank Swiss.

Harian Kompas pada (26/08/2002) mengatakan klaim seputar harta di Bank Swiss maupun bank dunia lain sudah ada sejak 1980.

Saat itu, dana revolusi senilai 450 juta dollar AS disebut tersimpan di bank terkemuka di Swiss.

Simpanan tersebut berupa emas lantakan yang konon disimpan atas nama Presiden Soekarno sehingga hanya orang kepercayaan Soekarno yang bisa mencairkan.

Isu soal simpanan hingga senilai Rp 3,9 triliun itu akhirnya hilang sendiri.

Tahun 2002 juga sempat heboh kasus Ny Lilik Sudarti yang mengaku sebagai Ketua Pelaksana Program Pencairan dana nusantara.

Ia sempat menyebut bangsa Indonesia memiliki simpanan di 21 bank terkemuka di dunia sebesar 250 miliar dollar AS yang ia sebut sebagai sumbangan 127 kerajaan senusantara.

Baca juga: Ramai soal Keraton Agung Sejagat, Mengapa Deklarasi Kerajaan Itu Muncul?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com