Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amankah Beli Produk China di Online Shop saat Merebaknya Virus Corona?

Kompas.com - 28/01/2020, 19:21 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sampai dengan hari ini Selasa (28/01/2020) jumlah pasien yang terkonfirmasi terinfeksi virus corona adalah sebanyak 4.474 kasus.

Dari jumlah 4.474 kasus itu terdapat korban jiwa sebanyak 107 orang, yang terjadi di negara China.

Lantas, amankah bagi kita untuk membeli barang-barang dari China melalui online shop?

Melansir dari Mercurynews, pejabat kesehatan AS mengatakan pada hari Senin (27/1/2020) bahwa tak ada bukti untuk mendukung penularan virus corona baru melalui barang impor.

"Secara umum, karena kemampuan bertahan yang buruk dari virus korona ini di permukaan, ada kemungkinan risiko penyebaran sangat rendah dari produk atau kemasan yang dikirim selama beberapa hari atau minggu pada suhu kamar," ujar Dr. Nancy Messonnier, Direktur Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) bidang Imunisasi dan Penyakit Pernafasan.

Baca juga: Meramalkan Kondisi Ekonomi China setelah Wabah Virus Corona

Daya tahan virus

Menurut Messonnier, dalam skenario terburuk di mana misalnya seseorang yang bersin kemudian mengemas Iphone Anda yang dibeli di amazon lalu dikirim ke rumah menggunakan jasa kirim ekspres melalui udara, hal tersebut juga disebutnya tidak berbahaya.

Ia juga menyebutkan, belum ada penelitian tentang ketahanan fisik virus tersebut lantaran virus corona merupakan jenis baru.

Akan tetapi jika mengamati dari kerabatnya yakni virus penyebab SARS dan MERS, virus tersebut hanya hidup selama beberapa jam di permukaan suatu benda.

Ia mengatakan, virus corona diperkirakan hanya akan menyebar melalui tetesan pernafasan dari satu orang ke orang lain.

Adapun untuk pengiriman hewan maupun produk hewan dari China, menurutnya CDC belum ada bukti yang menunjukkan itu berisiko.

Akan tetapi ia menegaskan untuk pengiriman produk hewan maupun hewan di AS pengawasan dilakukan jauh lebih ketat dibandingkan produk lain.

"Kami tidak tahu apakah virus ini akan berperilaku dengan cara yang persis sama seperti SARS dan MERS," kata Messonnier.

"Tapi tidak ada bukti untuk mendukung penularan dan tidak ada kasus di AS dari barang-barang impor," ujarnya lagi.

Baca juga: Korban Terus Bertambah, Bagaimana Efek Virus Corona pada Tubuh?

Tanggapan Kemenkes

Melansir dari Kompas.com (27/01/2020) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta masyarakat untuk tak khawatir secara berlebihan terhadap barang impor asal China.

Menurutnya, virus tersebut hanya bisa hidup di organisme hidup.

"Kita harus memahami bahwa virus ini sama persis dengan benalu di pohon, parasit di pohon. Benalu ini tidak akan pernah bisa hidup di pohon yang mati," ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (27/1/2020).

Barang-barang impor disebutnya tak memiliki sel hidup sehingga virus tak bisa untuk menumpang hidup.

"Sehingga tidak memungkinkan kalau menular melalui barang-barang, atau produk apa pun. Sehingga ini juga harus kita jelaskan ke masyarakat tidak perlu takut berlebihan terkait itu," kata Ahmad.

Namun ia mengingatkan agar tak lupa untuk mencuci tangan setiap akan makan untuk menjamin tak ada virus yang masuk ke mulut ketika makan.

Sebab, virus corona sama persis penyebarannya seperti influenza dimana bisa menyebar melalui hidung dan mulut.

Baca juga: Virus Corona Meluas, Ini Potret Kota Wuhan secara Geografis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 8-9 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 8-9 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Minum Kopi Sebelum Makan, Apa Efeknya? | Cabut Gigi Berakhir Meninggal Dunia

[POPULER TREN] Minum Kopi Sebelum Makan, Apa Efeknya? | Cabut Gigi Berakhir Meninggal Dunia

Tren
Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Tren
Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Tren
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com