Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekap Perkembangan Virus Corona Wuhan dari Waktu ke Waktu

Kompas.com - 28/01/2020, 05:46 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Virus corona Wuhan atau yang disebut pula 2019-nCoV tengah menjadi perhatian dunia internasional. 

Setidaknya hingga hari ini ada 13 negara yang mengkonfirmasi adanya virus tersebut.

Virus ini pertama kali dilaporkan ke WHO pada tanggal 31 Desember 2019.

Sampai saat ini, total terdapat 2.794 kasus virus corona yang terkonfirmasi.

Dari jumlah tersebut sementara ini, jumlah korban meninggal hanya ditemukan di China.

Terdapat 80 korban meninggal dari 2.737 kasus yang ada di negara Tirai Bambu tersebut.

Baca juga: Cek Update Penyebaran Virus Corona di Link Peta Online Berikut Ini

Berikut ini perkembangan kasus virus corona, di Negara China sejak tanggal 20 Januari 2020 berdasarkan data yang ada pada Gisanddata maps.

  • Pada Tanggal 20 Januari 2020, Jumlah kasus di China tercatat ada sebanyak 278 kasus
  • Kemudian pada tanggal 21 Januari, kasus meningkat menjadi 326 orang penderita.
  • Tanggal 22 Januari, jumlah meningkat kembali yakni menjadi 547.
  • Sementara tanggal 23 Januari jumlah kembali meningkat yakni menjadi 639 kasus.
  • Tanggal 24 Januari, jumlah tersebut meningkat kembali menjadi 916.
  • Lalu, padatanggal 25 Januari, jumlah kasus melonjak menjadi 2.000 kasus.
  • Selanjutnya pada tanggal 27 Januari, kasus meningkat menjadi 2,7 ribu.

Untuk data di luar China, berikut ini perkembangan kasusnya yang terhitung mulai 20 Januari 2020:

  • Pada 20 Januari 2020 terdapat 4 kasus
  • Tanggal 21 Januari 2020 ada 6 kasus
  • Tanggal 22 Januari 2020 ada 8 kasus
  • Tanggal 23 Januari 2020 ada 14 kasus
  • Tanggal 24 Januari 2020 ada 25 kasus
  • Tanggal 25 Januari 2020 ada 40 kasus
  • Tanggal 27 Januari 2020 ada 57 kasus

Baca juga: Dokter Peringatkan, Gejala Virus Corona Bisa Tak Terlihat

Awal mula kasus

Individu terinfeksi pertama virus corona Wuhan menurut Pusat Sains dan Teknik Sistem (CSSE) di Universitas Johns Hopkins ditemukan di antara para penjaja kios di Pasar Makanan Laut Cina Selatan, Wuhan.

Penyintas pertama tersebut menunjukkan gejala pada tanggal 8 Desember 2019.

Pasar basah tersebut kemudian ditutup pada 1 Januari 2020.

Pada 10 Januari, sekuensing gen lebih lanjut menentukannya sebagai coronavirus Wuhan baru yakni 2019-nCoV, dimana merupakan betacoronavirus terkait dengan virus sindrom pernafasan timur tengah (Mers-CoV) dan virus Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARSCov).

Akan tetapi mortalitas dan penularan 2019-nCoV masih belum diketahui dan mungkin bervariasi dari yang ada pada jenis coronavirus sebelumnya.

Baca juga: Merebaknya Virus Corona, Apakah Bisa Berpengaruh ke Ekonomi Global?

Pada 23 Januari 2020, Wuhan sebagai kota yang diduga kuat sebagai sumber penyakit ini diisolasi.

Transportasi umum dan perjalanan udara dari dan ke kota itu kemudian ditutup Pemerintah China.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Negara yang Tak Punya Bandara, Bagaimana Cara ke Sana?

5 Negara yang Tak Punya Bandara, Bagaimana Cara ke Sana?

Tren
Kata Media Asing soal Indonesia Vs Guinea, Ada yang Soroti Kartu Merah Shin Tae-yong

Kata Media Asing soal Indonesia Vs Guinea, Ada yang Soroti Kartu Merah Shin Tae-yong

Tren
Manfaat Buah dan Sayur Berdasar Warnanya, Merah Bisa Cegah Kolesterol Tinggi

Manfaat Buah dan Sayur Berdasar Warnanya, Merah Bisa Cegah Kolesterol Tinggi

Tren
16 Negara yang Lolos Berlaga di Sepak Bola Olimpiade Paris 2024, Termasuk Guinea

16 Negara yang Lolos Berlaga di Sepak Bola Olimpiade Paris 2024, Termasuk Guinea

Tren
Duduk Perkara Rektor Unri Polisikan Mahasiswa yang Protes UKT, Berakhir Cabut Laporan

Duduk Perkara Rektor Unri Polisikan Mahasiswa yang Protes UKT, Berakhir Cabut Laporan

Tren
Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Tren
Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Tren
Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

Tren
Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com