Melansir Harian Kompas, 29 Desember 2004, saat itu, rombongan yang turut serta pindah ke Yogyakarta menaiki rangkaian kereta api yang khusus diparkir di belakang kediaman Presiden Soekarno.
Kemudian, presiden, wakil presiden, beserta keluarga masing-masing, dan beberapa menteri menyusup menaiki kereta tersebut dengan lampu gerbong yang dipadamkan.
Kereta api khusus tersebut berhasil melewati pos militer Belanda di Bekasi.
Sehari setelah rombongan Presiden tiba di Yogyakarta, pihak Sekutu di Jakarta baru diberi tahu secara resmi oleh Kementerian Luar Negeri RI mengenai kepindahan Presiden ke Yogyakarta.
Namun, pusat pemerintahan kembali terancam saat Belanda melakukan agresi militer II pada 19 Desember 1949.
Belanda konsisten dengan menamakan agresi militer ini sebagai "Aksi Polisional".
Melansir Harian Kompas, 14 Januari 2009, penyerangan diawali dengan pengeboman Bandara Maguwo dan penerjunan pasukan yang kemudian bergerak ke Yogyakarta.
Soekarno, Moehammad Hatta, Syahrir, dan beberapa tokoh lain pun ditangkap Belanda.
Jatuhnya Yogyakarta menyebabkan dibentuknya Pemerintah Darurat Republik Indonesia di Sumatera yang dipimpin oleh Sjafruddin Prawiranegara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.