Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilarang Keras, seperti Apa Bahaya Konsumsi Daging Bangkai?

Kompas.com - 29/12/2019, 11:50 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Belasan warga di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) mengalami keracunan setelah mengonsumsi daging bangkai kambing yang mati setelah mendapat suntikan obat viton, baru-baru ini.

Mereka dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan setelah mengalami gejala keracunan seperti mual, pusing, juga diare.

Selama ini larangan mengonsumsi daging bangkai memang sudah diketahui secara luas oleh masyarakat.

Sebaliknya, hewan unggas atau ternak yang mati dan menjadi bangkai, disarankan untuk segera dikubur atau dibakar agar tidak menimbulkan penyakit, dan bukan diolah untuk konsumsi.

Baca juga: 3 Efek Samping Mengonsumsi Daging Anjing

Lantas apa bahaya mengonsumsi bangkai?

Dokter Ahli Gizi Dr. dr. Tan Shot Yen M.Hum memaparkan alasannya.

Daging bangkai sangat tidak disarankan untuk dikonsumsi masyarakat, karena berbagai risiko virus dan penyakit yang mungkin saja ditularkan kepada mereka yang mengonsumsinya.

Tidak peduli apakah hewan itu mati karena sakit, terkena virus, mengalami hal-hal nahas seperti kecelakaan atau bencana alam, ataupun alasan yang lain.

"Hewan kalau mati bukan karena disembelih kudu ditelusuri matinya kenapa. Apakah hewan-hewan ini matinya sial ketabrak (berarti) dia bebas penyakit? Pernah vaksinasi?" kata dr. Tan saat dihubungi Kompas.com, Minggu (29/12/2019).

Hal itu dikarenakan hewan yang mati meskipun kondisi terakhir terlihat baik-baik saja tidak bisa menjamin apapun ketika akhirnya diolah dan dijadikan hidangan untuk anggota keluarga.

"Kelihatan sehat tidak sama dengan bebas penyakit loh. Kalau peternakan kan memang secara khusus dipantau, diberi vaksinasi, registered, bakan sapi-sapi ada capnya," jelas dr. Tan.

Baca juga: Viral Daging Penyu Dijual Seharga Rp 50.000, Ini Faktanya

Tidak dibenarkan

Untuk itu, mengonsumsi daging bangkai dengan alasan apapun sangat tidak dibenarkan.

Di dalam dunia kesehatan, terdapat 2 pembagian secara umum penyakit yang bersumber dari hewan atau zoonotic diseases.

Pertama adalah parasit atau bakteri yang tidak secara langsung membuat hewan mati, namun berbahaya bagi manusia.

"Yang paling terkenal tentu Tifus, Salmonella. Makanya makan telur mentah atau ayam mentah mending dipikir seribu kali. Telur dan daging ayam adalah media terbaik buat kembang biak kuman Tifus," jelasnya.

Sementara yang kedua, adalah penyakit yang membuat hewan bersangkutan mati. Misalnya TBC, septikemi (infeksi menyeluruh dalam darah), pneumonia, tumor/kanker, peritonitis (infeksi rongga perut) yang terjadi di hewan ternak seperti sapi.

Bisa juga seperti virus flu babi yan menewaskan banyak babi di Sumatera Utara.

"Memang ada jenis-jenis penyakit hewan yang tidak menulari manusia, tapi bukan berati kita anggap enteng," sebutnya.

Ia pun mencontohkan virus flu burung yang semula tidak banyak diketahui masyarakat. Namun seiring berjalannya waktu, sistem imun manusia menurun akibat kebiasaan hidup yang tidak teratur, virus ini pun dengan mudah menyerang manusia.

"Jadi yang terbaik mengonsumsi hewan tentu yang sudah terverifikasi oleh keamanan pangan, dalam hal ini kita beli dari rumah penyembelihan resmi yang biasanya para penjual ayam atau daging di pasar mendapat pasokannya dari sana," imbuh dia.

Baca juga: Terjawab Sudah, Ini Fakta Viral Daging Rendang yang Berisi Narkoba

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Melihat Tiga Jenis Artefak Indonesia Peninggalan Majapahit yang Dikembalikan AS

Melihat Tiga Jenis Artefak Indonesia Peninggalan Majapahit yang Dikembalikan AS

Tren
Sumur Tua Berusia 3.000 Tahun Ditemukan di Jerman, Simpan 'Harta Karun'

Sumur Tua Berusia 3.000 Tahun Ditemukan di Jerman, Simpan 'Harta Karun'

Tren
Gempa Berkekuatan M 4,2 Guncang Bandung, Ini Daerah yang Merasakan

Gempa Berkekuatan M 4,2 Guncang Bandung, Ini Daerah yang Merasakan

Tren
Gempa Berkekuatan M 4,2 Guncang Kabupaten Bandung, Jawa Barat

Gempa Berkekuatan M 4,2 Guncang Kabupaten Bandung, Jawa Barat

Tren
Berapa Kali BPJS Kesehatan Bisa Digunakan untuk Mengakses Layanan Rumah Sakit dalam Sehari?

Berapa Kali BPJS Kesehatan Bisa Digunakan untuk Mengakses Layanan Rumah Sakit dalam Sehari?

Tren
Mengintip Surat Terakhir George Mallory, Ditulis 100 Tahun Lalu Sebelum 'Ditelan' Everest

Mengintip Surat Terakhir George Mallory, Ditulis 100 Tahun Lalu Sebelum "Ditelan" Everest

Tren
Resmi, Inilah Harga BBM Pertamina per 1 Mei 2024

Resmi, Inilah Harga BBM Pertamina per 1 Mei 2024

Tren
Kisah Petugas Kebersihan Pesawat Jadi Pilot di Nigeria, Penantian 24 Tahun Terwujud

Kisah Petugas Kebersihan Pesawat Jadi Pilot di Nigeria, Penantian 24 Tahun Terwujud

Tren
Menakar Peluang Indonesia Vs Irak pada Perebutan Peringkat Ketiga Piala Asia U23 2024...

Menakar Peluang Indonesia Vs Irak pada Perebutan Peringkat Ketiga Piala Asia U23 2024...

Tren
Amankah Berolahraga Saat Perut Kosong? Kenali Potensi Risikonya Berikut Ini

Amankah Berolahraga Saat Perut Kosong? Kenali Potensi Risikonya Berikut Ini

Tren
Arab Saudi Dilanda Hujan Lebat, Banjir Menerjang Madinah

Arab Saudi Dilanda Hujan Lebat, Banjir Menerjang Madinah

Tren
Aliran Uang Kementan untuk Kebutuhan Pribadi SYL, dari Sunat Cucu hingga Hadiahi Mobil Anak

Aliran Uang Kementan untuk Kebutuhan Pribadi SYL, dari Sunat Cucu hingga Hadiahi Mobil Anak

Tren
45 Kata-kata Selamat Hari Buruh 2024, Bakar Semangat Para Pekerja

45 Kata-kata Selamat Hari Buruh 2024, Bakar Semangat Para Pekerja

Tren
Mengapa 1 Mei Diperingati sebagai Hari Buruh Internasional? Berikut Latar Belakangnya

Mengapa 1 Mei Diperingati sebagai Hari Buruh Internasional? Berikut Latar Belakangnya

Tren
4 Suplemen untuk Menambah Nafsu Makan, Apa Saja?

4 Suplemen untuk Menambah Nafsu Makan, Apa Saja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com