Adapun ciri telur-telur kobraadalah berwarna putih, berbentuk lonjong, dan memiliki cangkang yang keras dengan ukuran bervariasi tergantung dari induknya.
Saat ditanya, mungkinkah masuknya ular-ular ini terkait dengan adanya kerusakan lingkungan, dirinya menjelaskan hal tersebut tidak bisa dikaitkan secara langsung.
“Kita nggak bisa lihat itu pada konteks kerusakan lingkungan kemudian ular kemana-mana. Yang perlu kita pelajari, kobra atau jenis-jenis ular lain kan bisa survive pada lokasi tertentu,” jelasnya.
Ia mengatakan, kobra justru tidak banyak ditemukan di hutan primer, akan tetapi justru banyak ditemukan di habitat terbuka seperti persawahan.
“Kenapa? Bisa jadi karna perubahan. Perubahan habitat di Jawa itu kan bukan bilang 10-20 tahun terakhir, tapi 200-300 tahun yang lalu,” kata dia.
Sejak 200-300 tahun lalu nenek moyang sudah membuka lahan untuk bercocok tanam. Jawa yang memiliki tanah yang subur merupakan habitat asli kobra.
Baca juga: Kobra Terus Bermunculan di Gunungkidul, Wakil Bupati Imbau Warga Tenang
Ia bisa survive ketika lahan dibuka sejak ratusan tahun lalu karena lahan pertanian adalah lokasi yang ideal bagi para kobra. Di mana persawahan terdapat tikus yang merupakan mangsa yang pas.
Keberadaan lahan pertanian membantu manusia bisa survive, namun di satu sisi ularpun juga survive meskipun tidak semua jenis ular.
“Transformasi habitat mungkin membuat jenis-jenis tertentu bisa survive sehingga jumlah mereka naik. Mungkin yang lain hilang. Kita tak bilang itu kerusakan lingkungan,” kata dia.
Amir juga menjelaskan hewan ini meski sudah banyak yang ditangkap kenyataannya terus ada karena memang habitatnya yang sesuai.
Kobra sendiri diterangkan Amir merupakan salah satu satwa liar yang diijinkan untuk bisa dimanfaatkan guna keperluan ekspor.
Ia masuk ke dalam kategori Appendiks II cites. Yakni pemanfaatannya diijinkan menurut perundang-undangan akan tetapi memiliki kuota tertentu agar jumlahnya tetap lestari.
“Cites konfrensi internasional mengawasi, memonitor, mengevaluasi peredaran tumbuhan dan satwa liar secara internasional antar bangsa sehingga negara yang ekspor harus melaporkan,” kata dia.
Baca juga: Setelah 5 Jam Mencari, Petugas Damkar Gagal Tangkap Ular Kobra yang Resahkan Warga Ciracas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.