Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Baru, Suhu Panas Global Tingkatkan Risiko Kelahiran Lebih Awal bagi Wanita

Kompas.com - 09/12/2019, 05:33 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com - Pemanasan global masih menjadi masalah serius bagi bumi. Suhu udara bumi tercatat terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Bahkan, suhu panas di tahun ini mencatatkan rekor terbarunya dalam beberapa puluh tahun terakhir.

Studi mengenai ancaman bencana dan risiko penyakit yang ditimbulkan oleh pemanasan global pun mulai bermunculan.

Yang terbaru, sebuah studi menemukan bahwa wanita berisiko melahirkan lebih dini akibat suhu panas global, seperti dikutip dari CNN.

Studi yang dipublikasikan dalam Journal Nature Climate Change itu menemukan bahwa pada hari-hari tertentu ketika suhu melewati 32,2 derajat Celcius, tingkat kelahiran meningkat hingga 5 persen.

Setelah suhu menurun, angka kelahiran pun ikut berkurang.

Peningkatan 5 persen mungkin tidak terdengar banyak, tetapi para peneliti memperkirakan bahwa selama periode 20 tahun, rata-rata 25 ribu bayi di Amerika Serikat lahir lebih awal akibat meningkatnya suhu global.

Baca juga: Mengenal Penyakit Hepatitis A dan Cara Pencegahannya

Risiko Penyakit

Hal itu sama halnya dengan kehilangan lebih dari 150 ribu hari kehamilan setiap tahun di AS dari tahun 1969 hingga 1988.

Studi tersebut juga menemukan bahwa rata-rata waktu kehamilan kini lebih cepat 6,1 hari.

Bahkan, dalam beberapa kasus, bayi dilahirkan hingga dua minggu lebih awal.

Pada studi sebelumnya, ditemukan bahwa ibu menghadapi peningkatan risiko pre-eklampsia, hipertensi, dan masalah kesehatan lainnya akibat suhu yang tinggi.

Selama minggu-minggu terakhir bayi dalam kandungan, ada pematangan secara dramatis di otak dan petumbuhan fisik yang cepat.

Riset itu telah menunjukkan bahwa bayi yang lahir lebih awal memiliki risiko penyakit yang lebih tinggi seperti asma, keterlambatan perkembangan, dan beberapa risiko besar yang membutuhkan perawatan rumah sakit sejak dini.

Meski riset itu tidak menjelaskan hubungan antara panas ekstrem dengan kelahiran, tapi penelitian itu menunjukkan bahwa suhu panas dapat meningkatkan kadar neuropeptida saat persalinan.

Baca juga: Benarkah Ibu Kota Baru Memindah Masalah Jakarta ke Kalimantan?

Masalah Serius

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com