Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badai Kammuri Terjang Filipina, Ini Dampaknya di Indonesia

Kompas.com - 04/12/2019, 12:13 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Badai Kammuri dikabarkan tengah menerjang Fillipina pada pekan ini. Adanya badai ini juga mengganggu keberlangsungan pesta olahraga se-Asia Tenggara, SEA Games 2019.

Meski badai Kammuri sedang terjadi di Fillipina, apakah nantinya juga berdampak pada Indonesia?

Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Miming Saepudin menyampaikan bahwa badai Kammuri dapat berdampak secara tidak langsung terhadap Indonesia.

"Badai tropis Kammuri dapat berdampak secara tidak langsung terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia," ujar Miming saat dihubungi Kompas.com, Rabu (4/12/2019).

Tinggi gelombang

Menurutnya, dampak secara tidak langsung yang dirasakan di wilayah Indonesia yakni adanya potensi gelombang tinggi di wilayah perairan Indonesia.

Ia menyampaikan bahwa tinggi gelombang dari eksistensi badai Kammuri di Laut China Selatan mencapai 1-2,5 meter di wilayah perairan utara Selat Karimata.

Sementara, tinggi gelombang juga dapat mencapai 2,5-4 meter pada perairan Natuna dan sekitarnya.

Atas adanya potensi tinggi gelombang yang tersebar di wilayah Indonesia, Miming mengungkapkan kejadian tersebut diprediksi masih terus berlangsung hingga 3 hari ke depan.

"Potensi gelombang tinggi ini diprediksi masih cukup signifikan hingga 3 hari ke depan," ujar Miming.

Baca juga: Mengenal Badai Kammuri yang Sempat Ganggu Jadwal SEA Games Filipina

Kemudian, berdasarkan analisis dari Badan Meteorologi Jepang (JMA) pada 4 Desember 2019, Miming mengungkapkan bahwa badai Kammuri memiliki tekanan sebesar 992 hPa dan kecepatan angin maksimum mencapai 70 knot.

"Saat ini posisinya sudah berada di sekitar Laut China Selayan dengan titik pusat 14 derajat LU dan 117,7 derajat BT," kata dia.

Ia juga menjelaskan, badai tropis Kammuri bergerak ke arah barat hingga barat laut.

Adapun kondisi ini justru semakin menjauhi wilayah Filipina dan diprediksikan dalam 2-3 hari ke depan intensitasnya semakin melemah.

Selain itu, dampak secara tidak langsung dari badai Kammuri terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia adalah terdapat potensi hujan sedang hingga lebat di wilayah Kepulauan Riau, Batam, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Utara.

Atas kejadian itu, Miming mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem dan hujan lebat.

"Masyarakat untuk selalu waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dan hujan lebat dan untuk selalu meng-update informasi dan peringatan dini cuaca dari BMKG," ujar Miming.

Untuk mengetahui informasi terkini seputar peringatan dini cuaca dari BMKG, masyarakat dapat mengakses pada laman bmkg.go.id dan media sosial @infoBMKG.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa 'Kerja' untuk Bayar Kerugian

Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa "Kerja" untuk Bayar Kerugian

Tren
Imbas Gunung Ruang Kembali Erupsi, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara hingga Besok

Imbas Gunung Ruang Kembali Erupsi, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara hingga Besok

Tren
4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Tren
Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Tren
Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Tren
Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Tren
Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Tren
Ilmuwan Pecahkan Misteri 'Kutukan Firaun' yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Ilmuwan Pecahkan Misteri "Kutukan Firaun" yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Tren
3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Tren
Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Tren
Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Tren
Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com