Selain itu, juga terdapat sejumlah warga lain namun mereka berasal dari satu trah atau keturunan dari warga setempat.
Baca juga: Makan Murah di Bali, Yuk Jajan ke Pasar Senggol
Menurut Agus, sampai dengan hari ini Pasar Tradisional Kali Pilang sudah berjalan sekitar 2 bulan.
Keberadaan Pasar Kali Pilang diharapkan agar warga tidak hanya sekedar menjadi konsumen atau penikmat dari tempat lain namun juga bagaimana mereka bisa maju dengan inovasi sendiri.
Sementara itu Gito Purnomo selaku Pembina Pasar Tradisional Kali Pilang mengatakan pasar ini awalnya ditujukan untuk pemberdayaan dan wadah kreativitas masyarakat setempat.
Ia mengatakan konsep pasar idenya memadukan dari berbagai tempat yang menerapkan hal serupa.
“Sempat studi banding, untuk menambah keyakinan, semangat dan antusias warga,” kata dia.
Adapun nama Kali Pilang menurutnya berasal dari sungai yang ada di samping Pasar.
Kali dalam Bahasa Indonesia adalah sungai, dan Pilang karena dahulu dipercaya pernah ada pohon pilang di tepian sungai yang memiliki banyak khasiat. Namun pohon tersebut kini sudah tidak lagi ada.
Lokasi Pasar Kali Pilang merupakan lokasi yang biasanya kerap digunakan untuk berkumpul dan bersantai warga.
Selain itu, lokasi tersebut kerap digunakan untuk ampiran para goweser lantaran jalan di depan Pasar Kali Pilang merupakan jalur pilihan para pesepeda yang melintas di Wonogiri.
Pasar Kali Pilang buka hanya setiap hari Minggu mulai jam 6 pagi hingga sekitar jam 10 pagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.