Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Staf Khusus Milenial Jokowi, antara Kebutuhan atau Ornamen Politik?

Kompas.com - 22/11/2019, 18:05 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo telah menunjuk 7 staf khususnya yang berasal dari kaum milenial pada Kamis (21/11/2019) kemarin di Istana Merdeka.

Total, Jokowi memiliki staf khusus sebanyak 13 orang, termasuk para milenial tersebut.

Ketujuh orang tersebut adalah Putri Indahsari Tanjung, Adamas Belva Syah Devara, Ayu Kartika Dewi, Angkie Yudistia, Gracia Billy Yosaphat Membrasar, Andi Taufan Garuda, dan Aminuddin Ma'ruf.

Mereka nantinya diharapkan bisa memberi masukan-masukan segar kepada presiden terkait kebijakan-kebijakan pemerintah.

Menanggapi penunjukan itu, dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM) Kuskridho Ambardi menganggap hal itu sebagai upaya atau metode yang dilakukan Jokowi untuk cepat mengidentifikasi masalah dan menemukan solusi.

"Kalau cara normal kan dia dibantu oleh menteri dan staf-stafnya sampai level Dirjen, tapi itu kan birokrasinya panjang," kata Dodi, sapaan akrab Kuskridho, kepada Kompas.com, Jumat (22/11/2019).

Menurut Dodi, kepentingan utamanya adalah bisa mendapatkan solusi yang tepat dan lebih cepat tanpa harus terhambat oleh birokrasi.

Sebab, Jokowi selama ini dikenal menyukai sesuatu yang praktis dan tidak berbelit-belit.

Baca juga: Menilik Latar Belakang Pendidikan 7 Staf Khusus Milenial Jokowi...

Sesuai dengan Perhatian Jokowi

Mantan Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia itu mengatakan, komposisi staf yang banyak diisi kaum milenial itu sesuai dengan apa yang menjadi perhatian Jokowi.

"Nah, perkembangan digital itu menjadi perhatian jokowi. Latar belakang dari orang-orang itu, selain mereka anak muda, mereka juga lulusan dari universitas-universitas top dunia," paparnya.

"Sementara kan kalau kita melihat kementeriannya kan relatif orang-orang karier yang mungkin visinya itu masih di dunia lama," sambungnya.

Transformasi itu yang menurut Dodi ingin digagas dan diwujudkan Jokowi.

Karenanya, kehadiran milenial di tubuh staf khusus bisa menjadi amunisi dan sumber daya bagi Jokowi untuk berpikir lebih tepat dan dinamis guna menghadapi era digital.

Kaderisasi

Sementara itu, dosen Fakultas Ilmu Politik Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Wijayanto mengatakan, penunjukan kaum milenial tersebut bisa dimaknai sebagai upaya Jokowi untuk memberikan legacy kaderisasi kepemimpinan bangsa.

Menurutnya, hal tersebut tidak banyak dilakukan di masa-masa sebelumnya, bahkan mungkin belum pernah terjadi.

"Ini menjadi menarik karena pada saat yang sama kita melihat partai politik tidak melakukan kaderisasi dengan baik. Itu terlihat dari minimnya anak muda di parlemen," kata Wijayanto kepada Kompas.com, Jumat (22/11/2019).

Wijayanto mengatakan jika keterwakilan anak muda di parlemen saat ini hanya 72 anak muda atau sekitar 12,5 persen.

Ia menanggapi bahwa anak muda yang ditunjuk Jokowi itu bukan anak muda biasa, tetapi memiliki prestasi di dunia masing-masing.

Baca juga: Seni Perlawanan Anak Muda di Balik Poster Lucu Pendemo

Efektifitas

Meski demikian, penunjukan tujuh staf khusus milenial ini bukan berarti tidak memiliki sisi negatif.

Menurut Wijayanto, lingkaran istana dan kabinet Jokowi saat ini relatif besar.

Kehadiran milenial tersebut justru semakin mempergemuk pemerintah yang terdiri dari 34 menteri, 12 wakil menteri, dan 13 staf khusus.

"Sekarang kita melihat ada staf khusus, kita bisa bertanya apakah mereka benar-benar efektif atau hanya sebagai ornamen politik," ujar Wijayanto.

Ia mengatakan, jika ada bayang-bayang pesimisme terhadap kaum milenial tersebut.

Bukan tentang pesimisme karena mereka tidak kompeten, tetapi apakah benar pikiran-pikiran mereka nanti didengar oleh presiden dan dimanifestasikan dalam kebijakan-kebijakan yang produktif.

"Karena kita tahu kabinet sudah gemuk dan semua ingin punya peran di sana. Ketika kepentingan-kepentingan elit berseberangan dengan milenial ini tentu kita bisa menduga siapa yang akan menang," paparnya.

Kendati demikian, Wijayanto menunggu bagaimana presiden bisa memanfaatkan keberadaan para staf khusus milenial terhadap kebijakannya.

Baca juga: Segitiga Jokowi, Paloh dan Sohibul Iman, dari Sinyal Kedekatan hingga Kecurigaan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Tren
Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Tren
Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com