Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Pertempuran 10 November dan Berbagai Pemicunya

Kompas.com - 10/11/2019, 05:34 WIB
Rosiana Haryanti,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Peristiwa 10 November 1945 menjadi salah satu pertempuan terbesar dalam sejarah bangsa. Peristiwa itu memperlihatkan kepada dunia bahwa Bangsa Indonesia memiliki kekuatan. Pertempuran tersebut dipicu oleh berbagai hal, antara lain:

Insiden Hotel Yamato

Sebulan setelah memproklamirkan kemerdekaannya, Indonesia kembali diguncang berbagai insiden. Di Surabaya, Belanda mengibarkan bendera negara mereka di Hotel Yamato. Insiden ini membuat warga setempat marah.

Ini karena pada waktu itu, Pemerintah Indonesia sedang gencar-gencarnya memberikan informasi kepada rakyat mengenai makna kemerdekaan. Bukan itu saja, pemerintah kala itu juga melakukan sosialisasi setelah menetapkan Bendera Merah Putih sebagai bendera nasional.

DI berbagai daerah, muncul wacana untuk mengibarkan Bendera Merah Putih. Surabaya pun tak ketinggalan. Masyarakat saat itu ramai mengibarkan bendera ke berbagai sudut kota.

Namun, Sekutu yang saat itu memenangkan Perang Dunia II ingin mengambil kendali wilayah jajahan dari Belanda.

Baca juga: Hari Pahlawan, Kisah Hotel Majapahit Surabaya yang Legendaris

Hal itu membuat tentara Inggris yang tergabung dalam Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI) datang untuk melucuti tentara Jepang. Namun saat itu pihak Inggris juga turur memiliki misi lain yaitu mengembalikan Indonesia ke administrasi Pemerintahan Belanda.

Bahkan, perwakilan Neteherlands Indies Civil Administration (NICA) turut membonceng pihak Inggris.

Peristiwa ini akhirnya membuat sekelompok orang Belanda mengibarkam bendera Merah Putih Biru tanpa persetujuan Pemerintah Indonesia di Surabaya. Bendera tersebut berkibar di tiang paling atas Hotel Yamato pada malam hari.

Pagi hari setelah pengibaran tersebut, masyarakat Surabaya yang melihat bendera Belanda sudah berkibar merasa marah dan murka. Mereka menganggap Belanda tidak menghargai usaha dari rakyat Indoensia yang telah memproklamirkan kemerdekaannya.

Pengibaran bendera Belanda ini akhirnya membuat para pemuda bersitegang dengan orang-orang Belanda.

Para pemuda yang diwakili oleh Residen Soedirman yang didampingi Sidik dan Hariyono kemudian menemui perwakilan Inggris, WVch Ploegman serta orang-orang Belanda di sana.

Pertemuan tersebut bertujuan untuk berunding dan menurunkan bendera yang memicu amarah masyarakat Surabaya.

Namun Ploegman menolak usulan tersebut. Dia bahkan juga menolak mengakui kedaulatan Indonesia. Segera setelah pertemuan, Ploegman mengeluarkan pistol yang memicu perkelahian di lobi Hotel Yamato. Kala itu, ia tewas dicekik Sidik, adapun Sidik lalu tewas ditembak tentara Belanda.

Di luar gedung hotel, massa yang datang semakin banyak. Mereka mendukung Residen Soedirman membuat inisiatif agar bendera tersebut diturunkan. Residen Soedirman llau keluar dan mengatakan jika perundingan tidak menemui titik temu.

Akhirnya, para pemuda yang masih berada di luar gedung memanjat naik ke atas hotel dan menurunkan bendera Belanda. Setelah itu, mereka merobek bagian biru dari bedera tersebut dan hanya menyisakan dua warna yakni merah dan putih.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com