Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih Jauh soal Porang, Tanaman yang Bikin Paidi Jadi Miliarder

Kompas.com - 31/10/2019, 10:17 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kisah Paidi, mantan pemulung yang sukses menjadi miliader dari berbisnis tanaman porang, kembali mencuat.

Nama dan perjalanan bisnisnya menginspirasi setelah Paididiundang ke salah satu stasiun TV swasta untuk berbagi cerita.

Paidi merupakan pemuda asal Desa Kepel, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.

Setelah kisahnya viral, banyak yang berdatangan ke tempat Paidi baik dari Sumatera, Lampung, Medan, serta berbagai daerah lain.

Dalam berbagai kesempatan, Paidi menyampaikan mimpinya menjadi ikon petani di Indonesia karena tanaman porang hanya bisa tumbuh di Indonesia, Thailand, Myanmar dan Vietnam.

Apa itu tanaman porang dan apa keistimewaan tanaman ini?

Melansir dari situs web Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, tanaman porang (Amorphophallus Oncophyllus) merupakan tanaman anggota family Aracacea yang secara umum dikenal dengan nama bunga bangkai karena baunya yang tidak sedap.

Porang sudah dikenal sejak lama. Pada masa penjajahan Jepang, masyarakat di sekitar hutan dipaksa untuk mendapatkan porang sebagai bahan pangan dan industri mereka.

Baca juga: Mengenal Porang, Tanaman yang Buat Mantan Pemulung Jadi Miliader, Gatal Disentuh tapi Dikirim ke Jepang

Morfologi Porang

Di beberapa daerah, porang dikenal dengan nama iles-iles, iles kuning acung atau acoan.

Sekilas, tanaman porang mirip dengan suweg (Amorphophallus Campanulatus), iles-iles putih (Amorphophallus Spp), dan walur (Amorphophallus variabilis).

Porang memiliki ciri morfologi:

  • Daun lebar, ujung daun runcing dan berwarna hijau muda
  • Kulit batangnya halus, berwarna belang-belang hijau dan putih
  • Pada permukaan umbi tidak ada bintil
  • Umbi berserat halus dan berwarna kekuningan
  • Pada setiap pertemuan cabang dan ketiak daun terdapat bubil/katak
  • Umbi tak dapat dikonsumsi dan harus melalui proses.

Kandungan, nutrisi dan pemanfaatan

Tanaman porang seperti halnya dengan tanaman umbi-umbi lain juga mengandung karbohidrat, lemak, protein mineral, vitamin, kristal kalsium oksalat, alkaloid, dan serat pangan.

Karbohidrat merupakan komponen penting dari umbi porang yang terdiri atas pati, glucomannan serat kasar dan gula reduksi.

Jika dibandingkan dengan tanaman kerabatnya yang lain, kandungan glukomanan pada porang lebih tinggi dibandingkan yang lain.

Porang juga mengandung kristal kalsium oksalat, berbentuk jarum, inilah yang menyebabkan lidah dan tenggorokan terasa gatal dan panas saat mengonsumsinya.

Baca juga: Warganya Jadi Miliarder Berkat Porang, Desa Ini Dirikan Pusat Studi Porang Indonesia (2) 

Keberadaan kalsium oksalat pada porang juga merupakan salah satu pembatas pemanfaatan porang sebagai bahan pangan.

Akan tetapi, melalui perlakuan pendahuluan yang tepat seperti adanya perendaman dalam larutan garam atau asam, sebagian besar kalsium oksalat dapat dihilangkan.

Pengolahan porang terutama dilakukan untuk mendapatkan komponen glukomanannya.

Produk porang yang biasa diolah dan dipasarkan dari umbi segar adalah chips, tepung porang (konjac flour), dan tepung glukomanan (konjac glucomannan).

Tepung porang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti untuk pangan fungsional, pakan ternak, pengikat air, bahan pengental, penggumpal atau pembentuk gel dan makanan diet rendah lemak dan kalori, terutama karena sifat kelarutan glukomanannya yang tinggi dalam air.

Sebagai bahan pangan, tepung porang dapat diolah menjadi konnyaku (mirip tahu) dan shirataki (berbentuk mie) yang cukup terkenal di Jepang, China dan Taiwan.

Porang juga bisa ditambahkan saat pembuatan mie, penambahan 1 % tepung porang dapat meningkatkan kandungan protein, lemak, pati, serat dan pengembangan mie.

Tepung porang juga bisa dimanfaatkan untuk penstabil es krim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com