Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Legalisasi Prostitusi Demi Kontrol, Mungkinkah Terjadi di Indonesia?

Kompas.com - 28/10/2019, 06:00 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bisnis prostitusi di Indonesia sudah ada sejak zaman dahulu dan kerap menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat.

Hal itu karena keberadaannya tidak diatur dalam regulasi yang jelas sehingga berstatus ilegal dan dipraktikkan secara sembunyi-sembunyi tanpa kontrol.

Efek sosial dan kesehatan yang timbul akibat bisnis prostitusi ini kerap menjadi masalah tersendiri di tengah kehidupan masyarakat.

Untuk itu, kerap terdengar usulan untuk melegalkan bisnis ini agar dapat dikelola dengan lebih rapi.

Tidak hanya pengelolaan, akan tetapi memantau efek kesehatan dan meminimalisir sanksi sosial yang mungkin muncul pada para pelaku dan pegiatnya.

Melegalkan prostitusi bisa saja terjadi, namun Kriminolog asal Universitas Indonesia Iqrak Sulhin menyebut akan ada tantangan besar jika diterapkan di Tanah Air.

Baca juga: Kasus Prostitusi di Batu, Kok Orang Justru Fokus pada Sosok PA?

"Bila perspektifnya melindungi pelaku dan masyarakat dari persebaran penyakit, maka prostitusi yang terkendali mungkin bisa dianggap solusi yang dapat diterima," kata Iqrak saat dihubungi, Minggu (27/10/2019).

"Meskipun tentu, dalam konteks Indonesia, akan berbenturan dengan pandangan masyarakat atas dasar agama," lanjutnya.

Masalah yang tidak kalah besar di tengah masyarakat adalah adanya pelabelan bagi perempuan-perempuan pekerja seks yang langsung diganjar stigma buruk.

Bentuk eksploitasi

Padahal, bisa saja mereka terjerumus ke lembah prostitusi karena adanya paksaan pihak lain.

Di lingkaran yang sama, terdapat pula orang-orang yang pantas untuk dipersalahkan, misalnya mucikari atau konsumen yang membuat penawaran jasa ini tersedia.

Namun, seringkali mereka lolos dari sanksi sosial dan bahkan dari sanksi pidana.

Hal ini menjadikan hukuman yang diterima oleh si perempuan menjadi berlipat ganda, hanya karena berdasar pada objektifikasi gender semata. 

Perempuan pekerja seks terlanjur dilabeli hina, sementara para laki-laki yang membisniskan dan menikmatinya bebas dari stigma apapun.

Ini juga terjadi hingga di ranah media yang terkadang lupa dengan besaran porsi berita mengenai kasus prostitusi yang lebih mengekspos posisi si perempuan.

"Yang masalah memang peberitaan media yang tidak proporsional. Dalam kasus prostitusi, yang disorot selalu perempuan pelaku, namun porsi untuk pengorganisir atau yang memperdagangkan atau yang menjadi konsumen selalu minim," ujar Iqrak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

Tren
Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Tren
8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

Tren
400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

Tren
Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Tren
'Whistleblower' Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

"Whistleblower" Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

Tren
9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

Tren
Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Tren
Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Tren
Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Tren
Dampak Badai Magnet Ekstrem di Indonesia, Sampai Kapan Terjadi?

Dampak Badai Magnet Ekstrem di Indonesia, Sampai Kapan Terjadi?

Tren
Dampak Badai Matahari 2024, Ada Aurora dan Gangguan Sinyal Kecil

Dampak Badai Matahari 2024, Ada Aurora dan Gangguan Sinyal Kecil

Tren
Penelitian Ungkap Lari Bisa Menyembuhkan Patah Hati, Berapa Durasinya?

Penelitian Ungkap Lari Bisa Menyembuhkan Patah Hati, Berapa Durasinya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com