KOMPAS.com - Perkembangan teknologi dan informasi membuat penyebaran informasi semakin luas dan menjangkau siapa saja.
Pesatnya perkembangan ini harus diimbangi dengan kemampuan literasi digital yang baik.
Jika tidak, ada potensi terpapar penyebaran informasi bohong alias hoaks yang sekarang kerap terjadi.
Diberitakan Kompas.com, 15 Oktober 2019, Peneliti Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat, Lintang Setianti, menilai, pemerintah patut mengutamakan literasi digital dalam penanganan disinformasi.
Informasi menyesatkan banyak beredar melalui aneka jalur digital, termasuk situs online dan aplikasi pesan percakapan.
Apa saja yang bisa dilakukan agar tak mudah termakan hoaks?
Berikut 4 tipsnya:
Melansir pemberitaan Kompas.com, 9 Januari 2017, hoaks seringkali tersebar dengan menggunakan judul sensasional.
Isi tulisan pun terkadang diambil dari berita pada media mainstream, tetapi dengan mengubah narasi untuk menciptakan persepsi tertentu.
Oleh karena itu, cermatlah saat menemukan judul yang terkesan provokatif.
Misalnya, dengan mencari referensi berupa berita yang sama dari situs tepercaya. Kemudian, bandingkan keduanya.
Dengan demikian, Anda dapat memperoleh sumber informasi atau isi berita yang berimbang.
Menurut catatan Dewan Pers, di Indonesia terdapat sekitar 43.000 situs yang mengklaim dirinya sebagai portal berita.
Namun, belum semuanya terverifikasi.
Dari laman-laman tersebut, situs yang terverifikasi sebagai situs berita resmi tidak mencapai 300.
Dengan demikian, ada puluhan ribu situs yang berpotensi menyebarkan berita palsu di internet yang harus diwaspadai.
Melansir situs resmi dari University of West Florida, upaya lain untuk menghindari hoaks juga dapat dilakukan dengan melakukan fact-check atau pengecekan fakta.
Ada beberapa hal yang dapat diperhatikan, di antaranya:
Melansir dari laman resmi Universitas Gadjah Mada, informasi yang tersebar di media sosial tidak hanya berbentuk teks, tetapi juga gambar dan video.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menghindari hoaks adalah menggunakan fitur Google Image untuk mengecek validitas gambar tersebut.
(Sumber: Kompas.com/Oik Yusuf, Dylan Aprialdo|Editor: Reza Wahyudi, Krisiandi )