Dikutip dari Healthline, suara yang tinggi akan membuat pesan yang disampaikan sulit diterima oleh seseorang, termasuk anak-anak.
Semakin tinggi nada suara yang disampaikan, akan menurunkan daya penerimaan si anak terhadap pesan yang ada.
Baca juga: Hari Anak Perempuan Internasional: Tak Tergoyahkan dan Tak Terhentikan
Berdasarkan penelitian, didikan orangtua terhadap anak yang menggunakan kekerasan dapat membuat anak semakin agresif baik secara fisik maupun verbal.
Terlepas dari apa pun, teriakan yang merupakan ekspresi dari kemarahan, ini membuat anak-anak merasa takut.
Apalagi jika teriakan itu disertai dengan kata-kata yang sifatnya menghina dapat menimbulkan efek jangka panjang seperti kecemasan, tingkat percaya diri yang rendah, dan peningkatan agresifitas.
Sebaliknya, menyampaikan dengan cara yang tenang dapat membuat anak merasa dicintai dan diterima atas segala sikap buruk yang dimilikinya.
Seorang psikiater di Harvard Medical School, Joseph Shrand, Ph.D, mengatakan, seorang anak akan semakin tidak mendengarkan apabila diberi tahu dengan cara berteriak.
Suara yang tinggi ini dapat mengaktifkan sistem limbik dalam otak mereka.
Sistem ini berfungsi mengatur respons otak terhadap stimulus yang diterima.
Dilansir dari Web MD, respons itu bisa berupa perlawanan, atau menjauh dan lari dari sumber yang memberikan stimulus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.