KOMPAS.com - Hajatan seorang warga di Sragen, Jawa Tengah diboikot oleh warga lingkungannya baru-baru ini.
Diduga boikot tersebut dampak dari adanya perbedaan pilihan sewaktu Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) yang digelar pada September silam.
Acara hajatan yang digelar oleh ibu bernama Suhartini (50) itu pun dilarang didatangi oleh warga sekitarnya.
Bahkan karena tak ada warga yang mau datang untuk membantu, panitia terpaksa harus berjibaku mencari bantuan pemuda di lain dukuh untuk membantu menjadi penyaji tamu undangan pernikahan anaknya tersebut.
Menanggapi hal itu, sosiolog dari Universitas Airlangga (Unair) Bagong Suyanto menyatakan, fenomena seperti itu telah terjadi di banyak daerah dan terjadi karena beberapa hal.
Selain faktor perbedaan ideologi dan pandangan politik, faktor agama turut memperuncing persoalan di masyarakat.
"Kasus sunni dan syiah di Sampang, itu kan juga kasusnya sama, bahkan lebih parah, sampai diusir," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (18/10/2019).
Menurutnya ada banyak variabel yang dapat menimbulkan gesekan di tengah masyarakat.
Hal tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah karena tidak adanya komunikasi dalam menyikapi perbedaan.
"Ini memang kelihatannya segregasi dan intoleransi pengkotak-kotakan di masyarakat memang makin meruncing," kata dia.
Baca juga: Kok Masyarakat Kepo Gaji Anggota DPR di Indonesia?
Menurutnya, tokoh setempat, mulai dari RT/RW dapat berperan sebagai motivator atau jembatan dalam menyikapi perbedaan.
"Tapi kan selama ini tidak demikian, figur-figur seperti itu kan makin memudar," ujar Bagong.
Fungsi kontrol di tataran bawah saat ini, imbuhnya semakin lemah. Selain itu, orang-orang juga kehilangan panutan untuk dijadikan contoh role model sebagaimana bertenggang rasa dengan tetangga.
"Figur-figur seperti itu kan makin memudar. Peran RT/RW mestinya menjadi mediator," ungkapnya.
Diberitakan Kompas.com (18/10/2019), anak Suhartini, Siti (27) mengaku sempat kecewa dengan sikap warga terhadap ibunya. Terlebih ibunya tersebut menurut dia, telah melaksanakan tugas sebagai warga yang baik, seperti arisan dan gotong royong.