Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hajatan Warga di Sragen Diboikot karena Pilkades, Apa yang Terjadi?

Kompas.com - 18/10/2019, 18:05 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hajatan seorang warga di Sragen, Jawa Tengah diboikot oleh warga lingkungannya baru-baru ini.

Diduga boikot tersebut dampak dari adanya perbedaan pilihan sewaktu Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) yang digelar pada September silam.

 

Acara hajatan yang digelar oleh ibu bernama Suhartini (50) itu pun dilarang didatangi oleh warga sekitarnya.

Bahkan karena tak ada warga yang mau datang untuk membantu, panitia terpaksa harus berjibaku mencari bantuan pemuda di lain dukuh untuk membantu menjadi penyaji tamu undangan pernikahan anaknya tersebut.

Menanggapi hal itu, sosiolog dari Universitas Airlangga (Unair) Bagong Suyanto menyatakan, fenomena seperti itu telah terjadi di banyak daerah dan terjadi karena beberapa hal.

Selain faktor perbedaan ideologi dan pandangan politik, faktor agama turut memperuncing persoalan di masyarakat.

"Kasus sunni dan syiah di Sampang, itu kan juga kasusnya sama, bahkan lebih parah, sampai diusir," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (18/10/2019).

Menurutnya ada banyak variabel yang dapat menimbulkan gesekan di tengah masyarakat.

Hal tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah karena tidak adanya komunikasi dalam menyikapi perbedaan.

"Ini memang kelihatannya segregasi dan intoleransi pengkotak-kotakan di masyarakat memang makin meruncing," kata dia.

Baca juga: Kok Masyarakat Kepo Gaji Anggota DPR di Indonesia?

Sosiolog Universitas Airlangga, Bagong Suyanto.DOK PRIBADI/BAGONG SUYANTO Sosiolog Universitas Airlangga, Bagong Suyanto.

Peran RT/RW

Menurutnya, tokoh setempat, mulai dari RT/RW dapat berperan sebagai motivator atau jembatan dalam menyikapi perbedaan.

"Tapi kan selama ini tidak demikian, figur-figur seperti itu kan makin memudar," ujar Bagong.

Fungsi kontrol di tataran bawah saat ini, imbuhnya semakin lemah. Selain itu, orang-orang juga kehilangan panutan untuk dijadikan contoh role model sebagaimana bertenggang rasa dengan tetangga.

"Figur-figur seperti itu kan makin memudar. Peran RT/RW mestinya menjadi mediator," ungkapnya.

Diberitakan Kompas.com (18/10/2019), anak Suhartini, Siti (27) mengaku sempat kecewa dengan sikap warga terhadap ibunya. Terlebih ibunya tersebut menurut dia, telah melaksanakan tugas sebagai warga yang baik, seperti arisan dan gotong royong.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com