Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buka-bukaan soal Buzzer (4): Menelusuri Jejak InsightID, Buzzer Indonesia yang “Ditendang” Facebook

Kompas.com - 09/10/2019, 11:30 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Heru Margianto

Tim Redaksi

Pada 21 Agustus 2019 lalu, Budiman mengaku dikontak oleh F. Ia ditawari untuk menulis feature soal Papua.

"Itu pas lagi ramai kerusuhan Papua gara-gara isu rasisme di Surabaya," kata Budiman.

F tak memberi tahu siapa klien yang sedang ditanganinya. F juga tak memberi kabar setelah itu.

Kompas.com juga mencoba mencari informasi dari Ahmad (bukan nama sebenarnya), bekas rekan kerja P.

P dikenal Ahmad sebagai seorang pekerja yang berprestasi, rajin, dan cerdas. Ia mengundurkan diri dengan alasan ingin membangub start-up.

Beberapa bulan kemudian, tepatnya pada 31 Januari 2019, P menawari kerja sama membuat konten ke Ahmad. Kerja sama itu akhirnya gagal karena P tak punya dana yang cukup.

"Tapi di situ dia nunjukin kliennya itu LSM, dan dia bilang itu kerja sama dari pemerintah," kata Ahmad.

Ahmad tak menanyakan lebih lanjut pemerintah yang dimaksud. Ia juga diperlihatkan situs-situs LSM yang dimaksud.

"Dari yang gue tangkap sih kampanyenya soal rakyat Papua yang tertindas, ke arah pembebasan Papua," ujar Ahmad.

Pernyataan Ahmad perlu diklarifikasi oleh InsightID. Hingga kini Kompas.com berlum berhasil menghubungi pihak InsightID.

Update

Tak lama setelah artikel ini terbit, Insihgt ID mengirim hak jawab dalam bentuk keterangan tertulis kepada kompas.com melalui surat elektronik.

Dalam keterangan tertulis tersebut, InsightID membantah memproduksi konten-konten pro kemerdekaan Papua Barat.

Baca juga: Hak Jawab InsightID: Tidak Benar Konten Kami Mendukung Kemerdekaan Papua Barat

"Konten-konten kami fokus ke pesan Bhinneka Tunggal Ika, persatuan Indonesia dan optimisme usaha-usaha Indonesia dalam menyelesaikan masalah Papua. Tidak benar konten-konten kami mendukung kemerdekaan Papua Barat," kata InsightID dalam surat elektroniknya.

 

Bersambung. 

Buka-bukaan soal Buzzer (5): Apakah Berbahaya bagi Demokrasi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com