Lenin tidak sabar menunggu kapitalisme tumbang secara natural sebagaiman diramalkan Marx. Ia melakukan intervensi politik untuk mengambil kekuasaan.
Komunisme atau juga disebut komunisme internasional menjadi sebuah gerakan, kekuatan politik, dan ideologi partai-partai komunis di seluruh dunia.
Marxisme merupakan salah satu komponen dalam ajaran komunis.
Ini bagian pentingnya: baik Marx dan Lenin membayangkan sebuah tatanan masyarakat yang sejahtera, gemah ripah loh jinawi, adil dan makmur.
Bagi mereka, masyarakat dalam struktur kelas adalah salah satu biang keladi tidak tercapainya kesejahteraan.
Lenin kemudian mewujudkan "ramalan" Marx menjadi nyata ketika melakukan revolusi Oktober 1917 dan merebut kekuasaan di Russia.
Dengan tangan besi, Lenin membangun suatu masyarakat yang benar-baru baru. Kekuasaan di bawah Lenin menghapus kepemilikan pribadi atas semua bank, menutup semua usaha produktif dan pasar.
Ia juga memusnahkan kelas bangsawan, membagi-bagikan tanah kepada para petani untuk kemudian mengubahnya menjadi koperasi negara yang menimbulkan perlawanan sengit dari petani, dan mematahkan dominasi institusi agama.
Segala perlawanan atas kebijakan negara ditumpas. Lima juta orang mati dalam tiga tahun.
Pasca-revolusi Oktober, Russia yang kemudian berubah nama menjadi Uni Soviet menjadi pusat komunisme internasional yang terus berupaya mengembangkan pengaruhnya di dunia dan berhadap-hadapan dengan Amerika Serika yang mengusung paham demokrasi dan kapitalisme.
Franz Magnis Suseno, guru besar Sekolah Tinggi Filsafatn (STF) Driyarkara yang menulis buku Dalam Bayangan Lenin (2003) menyebut, di puncak kejayaannya, komunisme membawahi sepertiga umat manusia, dari pesisir barat Samudera Pasifik sampai ke Sungai Elbe, dari Lingkaran Kutub Utara sampai ke Himalaya dan Kaukasus, bahkan sampai ke Laut Merah dan Selatan Afrika.
Di Indonesia, komunisme kerap diidentikkan dengan paham ateisme atau tidak mengakui keberadaan Tuhan.
Komunisme dan ateisme sebenarnya adalah dua ideologi yang berbeda. Komunisme adalah gerakan politik untuk mencapai tatanan masyarakat yang dipandang ideal oleh ideologi itu, sementara ateisme adalah pandangan filosofis.
Kenyataannya, komunisme tak melulu ateis. Di Soviet dan Cina, masyarakat memang dijauhkan dari agama.
Namun di belahan dunia lain, komunisme tak menghapus agama. Di Iran, partai komunis bersatu dengan kelompok Islam.
Pemahaman bahwa komunisme itu ateis merujuk jauh pada gagasan Marx yang menyebut agama adalah candu bagi masyarakat. Menurut Marx, agama adalah opium yang mampu meredam sakit.
Bagi mereka yang tertindas, agama adalah penyelamat. Agama menyarankan agar mereka yang sedang tertindas untuk bersabar dalam pengharapan dan memaknai ketertindasan itu sebagai jalan Tuhan mendidik umat-Nya.
Dengan kata lain, agama melanggengkan ketertindasan. Ia seperti opium yang meninabobokan.
Ada juga yang memaknainya sebagai kritik Marx terhadap agama yang membuat orang pasrah terhadap keadaan. Agama tidak memberdayakan. Agama tidak memiliki watak revolusioner mengubah keadaan.