Sekitar pukul 21.45 WIB, terjadi bentrok antara polisi dan pelajar yang berkonsentrasi di bawah Jembatan Slipi, Jalan S Parman, Jakarta Barat.
Sementara, massa masih terus berdatangan dari arah Grogol dan berkumpul di atas Jembatan Slipi.
Sebelumnya, mereka memblokade jalan tol.
Para pelajar ini melempar batu dan petasan ke arah aparat kepolisian.
Gas air mata pun ditembakkan polisi ke arah massa. Polisi menyatakan akan menangkap para pelajar yang tak mau membubarkan diri.
Hingga pukul 22.00 WIB, polisi telah menangkap 570 pelajar. Ratusan pelajar yang diamankan ini menjalani pembinaan di Polda Metro Jaya.
Sebagian di antaranya telah dijemput oleh orangtua mereka.
Merespons turunnya para pelajar untuk mengikuti aksi, Dinas Pendidikan DKI Jakarta mengeluarkan instruksi.
Kepala sekolah dan pengawas sekolah diminta mengantisipasi para siswanya agar tidak melakukan aksi unjuk rasa.
"Sehubungan dengan aktivitas demonstrasi oleh massa, mohon untuk mengantisipasi kegiatan para peserta didik sekolah masing-masing yang mengarah atau berpotensi pada kegiatan pengerahan massa," ujar Sekretaris Dinas Pendidikan DKI Jakarta Susie Nurhati melalui keterangan tertulis, seperti diberitakan Kompas.com, Rabu (25/9/2019).
Sekolah diminta mengarahkan dan membimbing siswa untuk tidak terlibat kegiatan yang mengganggu ketertiban umum serta tindakan anarkistis yang merusak fasilitas masyarakat.
Sementara itu, Guru Besar Fakultas Psikologi UGM Prof. Drs. Koentjoro, MBSc., Ph.D menilai, turunnya para pelajar ini mengikuti merupakan konformitas dengan teman pergaulannya.
Aksi ini terjadi atas nama solidaritas dan rasa kebersamaan.
"Siapa yang masuk kelompok saya dan siapa yang bukan kelompok saya. Anak-anak ini kemudian takut kalau dia dianggap bukan sebagai kelompok saya, maka dia kemudian berangkat," kata Koentjoro.
Meski demikian, Koentjoro menilai, para pelajar yang turut melakukan aksi demo belum punya tujuan yang jelas.
"Kalau kakak-kakak mahasiswa itu kan sudah punya pikiran, punya tujuan tertentu. Kalau anak-anak ini mereka kumpul-kumpul bareng saja," kata Koentjoro.
Sumber: Kompas.com (Ariska Puspita Anggraini, Cynthia Lova, Luthfia Ayu Azanella)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.