2. Portable
Vape jenis ini bentuknya lebih besar dari jenis pen namun masih bisa disimpan di dalam kantung pakaian.
Vape jenis ini juga memiliki komponen elemen pemanas dan baterai, namun cairannya tidak kontak langsung dengan pemanas sehingga menghasilkan rasa yang lebih baik dan asap yang lebih sedikit.
Daya tahan baterai vape portable ini biasanya bertahan 2 hingga 3 jam atau lebih.
Pemanas yang digunakan dalam vape portable ini juga punya risiko meledak. Tak hanya itu, cairan yang digunakan dalam vape portable ini juga dapat meningkatkan reaksi alergi.
Baca juga: 5 Fakta tentang Vape, Kandungan, Bahaya, hingga Dilarang di Beberapa Negara
Pasalnya, cairan vape portable ini umumnya mengandung propylene glycol dan vegetable glycerin dalam jumlah yang berbeda.
3. Dekstop
Vape jenis dekstop memiliki bentuk yang lebih besar daripada jenis vape lainnya dan tidak bisa di bawa kemana-mana.
Vape jenis ini juga membutuhkan permukaan yang datar untuk menempatkannya dan memerlukan pasokan energi yang konstan agar berfungsi yang baik.
Karena mendapatkan pasokan energi yang stabil, hal ini membuat vape desktop menghasilkan panas yang lebih maksimal, rasa yang lebih tajam, dan uap yang lebih banyak daripada jenis vape lainnya.
Semakin tajam rasa vape dan semakin banyak uap yang dihasilkan mungkin membuat pengguna vape merasa puas.
Namun,semakin banyak uap yang dihasilkan, semakin tinggi juga risiko kesehatan yang bisa dialami.
Pada dasarnya, banyaknya uap yang dihasilkan dari vape tergantung daya vape, banyak elemen pemanas atau kawat yang ada di atomizer dan komposisi dalam cairan
vape.
Namun, semakin tinggi panas yang dihasilkan dari vape semakin tinggi risiko vape meledak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.