Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mulan Jameela dan 13 Artis Jadi Anggota DPR, Bagaimana Kinerja Artis di Senayan Selama Ini?

Kompas.com - 23/09/2019, 05:45 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Artis Mulan Jameela dinyatakan lolos sebagai anggota DPR 2019-2024.

Keputusan lolosnya Mulan duduk sebagai anggota DPR ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) beberapa waktu lalu.

Kehadiran Mulan dan para pesohor di panggung politik Tanah Air bukan hal baru.

Pada periode 2019-2024, tercatat ada 14 artis yang akan mewarnai Senayan.

Sebagai refleksi, bagaimana kinerja artis yang menjadi anggota DPR selama ini?

Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Kuskridho Ambardi, yang biasa disapa Dodi Ambardi, mengatakan, hanya sebagian kecil artis yang terlihat mau belajar untuk menjadi anggota Dewan.

Baca juga: 4 Fakta Mulan Jameela Akhirnya Jadi Anggota DPR RI, Bicara Doa di Medsos hingga Penjelasan KPU

"Ada beberapaa artis yang dia itu kelihatannya belajar untuk menjadi anggota legislatif. Mereka juga terlihat ketika memberi pernyataan publik, berbicara mengenai isu kebijakan dan seterusnya itu relatif bagus," kata Dodi saat dihubungi Kompas.com, Minggu (22/9/2019).

"Tapi selebihnya itu susah ya kalau kita lihat sejauh mana mereka menguasai isu-isu publik, mengidentifikasi permasalahannya, kemudian merumuskan kebijakan," lanjut dia.

Menurut Dodi, status artis tidak berpengaruh ketika dalam hal penguasaan isu publik atau dalam hal perumusan kebijakan publik.

"Artinya artis itu tidak serta merta memberi kelebihan bagi mereka ketika masuk ke dalam kehidupan publik, masuk dalam proses perumusan kebijakan publik dan seterusnya," ujar dia.

Di level pertama itu saja, Dodi menilai, hanya sedikit artis yang dapat berbicara atau berperan besar ketika menjadi anggota legislatif.

"Apalagi kalau kemudian kita berbicara mengenai legislasi ya, itu lebih berat," kata dosen Fisipol UGM ini.

Baca juga: Ditambah Mulan Jameela, Ini 14 Artis yang Melenggang ke DPR

Dodi mengatakan, untuk berbicara mengenai legislasi diperlukan kemampuan dalam mengidentifikasi masalah.

Selain itu, kepiawaian merumuskan opsi-opsi hukum yang diatur, dan opsi-opsi regulasi.

"Nah, itu membutuhkan kemampuan-kemampuan yang lebih besar juga. Itu justru lebih tidak ada lagi saya kira," kata Dodi.

Masukan untuk parpol

Namun, bagi banyak partai, kehadiran para artis ini bisa menjadi jalan pintas untuk mengumpulkan suara.

Meski sejumlah partai mengklaim akan melakukan proses kaderisasi untuk memberikan pembekalan kepada para artis yang digandengnya, tetapi program tersebut dinilai tidak berjalan.

"Jadi saya belum melihat penjejangan karir yang rapi di partai. Misalnya sebelum menjadi kepala daerah harus masuk dulu ke DPRD lokal supaya mereka belajar, setelah itu ke provinsi dan seterusnya," kata Dodi.

Baca juga: Jalan Panjang Mulan Jameela Menuju DPR

Menurut Dodi, karier yang semacam itu tidak terlihat sebagaimana di negara-negara maju.

"Akhirnya yang terjadi adalah by pass pokoknya populer, sumber dayanya besar, artis kan relatif besar sumber dayanya. Nah, itu seperti menjadi kartu as yang bisa mengalahkan kriteria-kriteria lainnya," ujar dia.

"Karena yang dipikirkan partai adalah bagaimana menambah suara atau kursi agar lolos dari threshold, kapasitas itu nomor dua, saya kira itu," lanjut Dodi.

Dodi juga menyebutkan, sebenarnya kriteria-kriteria formal seperti pendidikan dan rekam jejak itu cukup rinci.

Selain itu, partai juga memiliki AD/ART terkait penentian kenggotaan.

"Kalau soal kriteria yang formal-formal itu sudah ada, cuma kemudian pelaksanaannya kemudian dikompromikan," kata Dodi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com