"Kalau masih atrofi, masih mungkin diperbaiki entah dengan laser atau filler. Lebih baik diperiksakan dulu ke dokter SpKK," ujar Oke.
Untuk pemeriksaan, sebaiknya tidak ke klinik kecantikan yang tidak ditangani langsung oleh ahlinya, karena bisa berakibat fatal.
Tak hanya itu, krim pemutih juga menjadi produk perawatan kulit yang banyak diincar oleh perempuan.
Setelah dipakai dengan rutin, timbul efek yang sesuai dengan yang diharapkan, wajah lebih kinclong, dan glowing.
Namun, setelah berhenti pemakaian krim, kulit wajah akan tampak kusam dan lebih sensitif.
Menanggapi hal itu, Oke menjelaskan, tidak hanya krim bersteroid saja yang memiliki efek seperti itu.
"Krim malam fungsinya mengontrol proses pergantian kulit senormal mungkin dengan cara modulasi pengelupasan dan pertumbuhan," kata dia.
Jika kulit wajah sudah cukup membaik dan stabil, penghentian krim malam sebaiknya tidak mendadak.
"Harus dikurangi dulu pemakaiannya, biasanya yang rebound itu kulit wajah jadi kusam, lebih sensitif karena efek berhenti mendadak," ujar Oke.
Ia menjelaskan, ada kandungan steroid pada krim malam yang bertujuan untuk mengurangi proses peradangan akibat proses pengelupasan oleh bahan aktif, terutama turunan vitamin A.
"Jadi konsumen yang cerdas. Jangan termakan iklan yang menjanjikan putih dalam waktu yang singkat dan harga murah. Tidak ada yang instan untuk perawatan kulit yang baik dan sehat," ujar Oke.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.