Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Fenomena Kisah Viral Berkedok Jualan, Apa yang Terjadi?

Kompas.com - 20/09/2019, 05:53 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Ada kalanya suatu brand dibicarakan karena memiliki konten yang menarik, sehingga memunculkan awareness tinggi, namun tidak banyak penjualan.

Jika terjadi hal semacam itu, Iwan menjelaskan bahwa adanya promosi yang lucu, namun secara nilai barang atau harga tidak sesuai.

"Kuncinya adalah di kualitas barang itu sendiri. Perbincangan tentang kualitas dan benefit positif yang menjadi viral, itu adalah puncak marketing suatu brand," kata dia.

Baca juga: Viral 2 Pria Unboxing Gas Elpiji 3 Kg dan Terbakar, Seperti Apa Kejadiannya?

Plus minus jualan online

Selain itu, media sosial memungkinkan semua orang untuk berjualan dan berpromosi. Jangkauan promosi ini bergantung dengan jumlah modal dan aset digital yang mereka punyai.

Produk jualan akan laris atau tidak pun bergantung pada konten promo yang diluncurkan.

Meski begitu, akhirnya semua hal akan bergantung pada kualitas barang yang akan dijual.

"Kualitas barang yang akan dijual merupakan pondasinya. barang dengan kualitas buruk yang dikemas dengan akrobat marketing yang indah, seru, dan menarik, justru bisa menurunkan citra brand tersebut," ujar Iwan.

Ia juga menyarankan agar pihak pemasok tidak menciptakan ekspektasi berlebih jika barang yang dijual tidak sebagus yang dicitrakan.

Adapun poin marketing dan promosi yang jujur, dikemas dengan cara menarik akan lebih sehat untuk sebuah brand.

"Tidak hanya hal positif yang cepat bergulir di media sosial, demikian juga sesuatu yang negatif, misalkan kekecewaan pembeli. Berani berjualan di media sosial harus berani juga memberikan pelayanan pelanggan yang bagus," kata dia.

Baca juga: Viral Orangtua Berikan Kopi pada Bayinya, Hati-hati Takikardia

Promosi yang murah

Selain itu, pengamat media sosial lainnya, Enda Nasution mengungkapkan bahwa viral di media sosial dianggap promosi yang murah dan terbilang gratis.

"Berusaha menjadi viral itu dicoba karena dianggap media promosi yang murah, publik menyebarkan tanpa diminta, awareness meningkat, banyak orang tahu, lalu menjadi masuk media, bisa dibilang promosi gratis," ujar Enda kepada Kompas.com pada Kamis (19/9/2019).

Menurutnya, tujuan dari promosi di media sosial adalah untuk jualan produk.

Untuk berhasil atau tidaknya strategi promosi di media sosial, harus dilihat pada masing-masing percobaan iklan viral.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com